Friday, October 28, 2011

Asal Mula dan Legenda Kota Surabaya

Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama-sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. Akhimya mereka mengadakan kesepakatan.
“Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya,” kata ikan Sura.
“Aku juga, Sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rertcana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan.
“Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnyadi dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!”
“Baik aku setujui gagasanmu itu!” kata Buaya.
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Tetapi pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memarig tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Hiu Sura melanggar janjinya.
“Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja. “Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair.
Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? Nah, sungai ini ‘kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku,” kata Ikan Hiu Sura.
“Apa? Sungai itu ‘kari tempatnya di darat, sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaanku!” Buaya ngotot.
“Tidak bisa. Aku “kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Hiu Sura.
“Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?”
“Tidak! Kukira alasanku cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!” kata Sura.
“Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!” kata Buaya mulai marah.
“Aku tak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!” Sura tetap tak mau kalah.
“Kalau begitu kamu memang bermaksud membohongiku ? Dengan demikian perjanjian kita batal! Siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya.
“Berkelahi lagi, siapa takuuut!” tantang Sura dengan pongahnya.
Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.
Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri. Sementara ikan Sura juga tergigiut ekornya hingga hampir putus lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dengan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Madya Surabaya yaitu gambar ikan sura dan buaya.
Namun adajugayang berpendapat Surabaya berasal dari Kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti selamat menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah serangah tentara Tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa.Seharusnya yang dihukum adalah Kertanegara, karena Kertanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-tar. Setelah mengalahkan Jayakatwang orang-orang Tar-Tar merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan sepereti ini. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-Tar di pelabuhan Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok.
Selanjutnya, dari hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.
Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus bergolak. Tanggal 10 Nopmber 1945 adalah bukti jati diri warga Surabaya yaitu berani menghadapi bahaya serangan Inggris dan Belanda.
Di jaman sekarang, pertarungan memperebutkan wilayah air dan darat terus berlanjut. Di kala musim penghujan tiba kadangkala banjir menguasai kota Surabaya. Di musim kemarau kadangkala tenpat-tempat genangan air menjadi daratan kering. Itulah Surabaya.

Pisang, Membantu Usir Banyak Penyakit

"Sudah jadi kebiasaan Wilda dan keluarganya untuk menyantap pisang sebagai hidangan penutup setelah makan. Tentu saja Wilda menyajikannya dalam berbagai variasi, mulai dari pisang Raja, Lampung, Ambon dan Kepok. Bisa digoreng, dijadikan es krim banana split atau di jus. Untungnya sang suami dan balitanya tak pernah kelihatan bosan menyantapnya. Apalagi setelah Wilda menerangkan bahwa pisang itu punya banyak khasiat."

Kandungannya Serba 'Lebih Banyak' Memang apa saja sih kehebatan si buah pisang ini? Hasil penelitian baru-baru ini menyebutkan, energi yang dihasilkan oleh 2 buah pisang ukuran sedang , sama dengan energi yang dikeluarkan seseorang ketika melakukan penelitian selama 90 menit. Bahkan jika dibandingkan dengan apel, pisang memiliki protein lebih banyak, karbohidrat 2 kali lebih banyak, kadar fosfor 4 kali lebih banyak dan vitamin juga mineral 2 kali lebih banyak. Masih ada lagi manfaat lainnya. Ingin tahu? Simak dulu: Ampuh Buat Penderita Maag Daging buah pisang dapat melapisi dinding-dinding lambung dan usus sehingga dapat berfungsi menjadi lapisan anti radang. Dalam The Food Pharmacy oleh Jean Carper, disebutkan pisang adalah makanan mujarab bagi penderita maag. Kandungan pektin yang tinggi dalam pisang dapat melindungi selaput lendir lambung terhadap pengaruh asam lambung

Mengobati Tekanan Darah Bagi penderita tekanan darah tinggi buah pisang baik untuk dikonsumsi. Alasannya karena pisang sebagai buah khas tropik mengandung potisium tinggi yang berguna bagi orang yang harus melakukan diet rendah garam.

Mengandung Kalium Kalium pada pisang berfungsi menjaga keseimbangan air tubuh, kenormalan tekanan darah, fungsi jantung dan kerja otot.

Mengurangi Tingkat Depresi Protein trypotophan, sejenis protein yang dapat diubah oleh tubuh menjadi serotonin yang dimiliki oleh pisang, mampu membuat orang menjadi lebih santai dan bahagia. Posatium dalam pisang mampu membuat detak jantung lebih stabil sehingga oksigen yang dipasok ke otak tetap stabil.

Membantu Fungsi Syaraf Kandungan vitamin B-6 (Pyridoxine) di dalam pisang diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah dan antibodi untuk melawan berbagai penyakit dan membantu fungsi sistem saraf.

Mengurangi Rasa Mual Bagi ibu hamil yang sering mual di pagi hari tak ada salahnya untuk memakan pisang sebagai camilan. Kandungan gula alami yang tinggi dapat mempertahankan kadar gula yang tetap dalam darah sehingga mengurangi rasa mual.

Anak-anakku: Anugerah terindah dalam hidupku

Setelah menunggu dalam penantian selama 7 tahun, Tuhan menganugerahkan anak-anak yang luar biasa dalam kehidupan kami, melalui doa yang kami panjatkan kepada Bunda Suci, Bunda Kudus Maria. Mohon maaf sebelumnya kami tidak menggunakan nama asli kami dalam menulis artikel ini, hal ini disebabkan kami tidak ingin anak pertama kami mengetahui cerita ini, namun kami ingin memberitakan kepada umat di dunia akan kuasa Kasih Yesus melalui Bunda Maria pada keluarga kami.

Saya menikah pada Agustus 1992 dengan upacara agama Budha, dikarenakan suami dan keluarga suami beragama Budha yang fanatik. Namun saya tetap sebagai seorang katolik yang taat. Saya tetap ke gereja namun tidak menyambut komuni sejak menikah tersebut, hingga akhirnya pada Juni 1998 suami mau dan bersedia dilakukan pemberkatan secara katolik dengan dispensasi khusus dari keuskupan agung. ( Namun suami tetap beragama budha sampai saat saya menulis kesaksian ini ). Hal ini juga merupakan suatu mujizat buat saya, di mana saat akan menikah, suami pernah mengatakan jangankan masuk ke gereja, melangkahkan sebelah kaki ke halaman gereja pun tidak akan dilaksanakannya, namun saya diam saja. Hingga pada awal 1998 saya berdoa Rosario 100 hari tiap malam sebelum tidur, akhirnya doa saya dijawab, dengan tiba-tiba suamiku setuju untuk dilakukan pemberkatan nikah secara katolik tersebut di gereja katolik, bahkan pernah ikut misa Natal beberapa kali dan mengantar jemput kami ke gereja saat ini.

Sejak menikah tahun 1992 tersebut, kami sebenarnya langsung ingin mempunyai anak dan kami langsung berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk hal tersebut. Menurut teori kedokteran, sperma suami sangat lemah, bentuknya tidak sempurna, jumlahnya terlalu sedikit dan pergerakannya sangat lambat, sampai-sampai kandungan saya pun pernah dilakukan tindakan medis (di tiup - istilahnya). Namun saat itu kami hanya bisa pasrah menunggu tanpa hasil. Usaha yang sudah kami lakukan luar-biasa sampai-sampai kami menuruti apa yang dianjurkan keluarga, kerabat maupun teman-teman, ya ke dokter anu di kota anu ( sudah puluhan dokter kandungan ) .... ke orang pintar ... ke dukun sini... dukun sana... sampai ke pedalaman kalimantan kami jelajahi.... semua kami lakukan tanpa hasil. Akhirnya kami pasrah dan tidak memikirkan sama sekali mengenai hal tersebut, dan saya hanya berdoa pada Yesus melalui perantaraan Bunda Maria, intinya apabila Tuhan berkenan, saya ingin memiliki anak walau melalui kandungan orang lain. Akhirnya pada 1999 ada seseorang yang tidak kami kenal melalui perantara kerabat kami ( sampai hari ini pun kami tidak mengenalnya dan tidak mengetahui di mana ia berada ) memberikan putri nya yang baru berusia 1 hari pada kami. Kami menyambut dengan suka cita, di mana saya menganggap hal ini merupakan jawaban atas doa saya pada Tuhan. Namun ternyata kasih Tuhan yang ditunjukan pada keluarga kami tidak hanya itu saja, melalui perantaraan Bunda Maria, bulan Juni 2001 kami melakukan ziarah wisata ke Gua Maria di Puhsarang Kediri. ( Saya, suami dan putri kecil kami serta keluarga saya ). Saya berdoa di sana, apabila Tuhan berkenan dan kami dipercaya, saya ingin dianugerahkan anak laki-laki kembar untuk mendampingi putri kecil kami ini. Puji Tuhan, Allah Maha Besar... sebulan setelah doa tersebut, yaitu di bulan Juli 2001 saya dinyatakan positif hamil. Namun dokter sampai bulan ke-2 hanya menyatakan cabang bayi hanya 1 saja, namun saya katakan pada dokter bahwa doa saya minta kembar, ternyata memasuki bulan ke-3 dokter menyatakan kembali saya hamil kembar.

Namun setelah memasuki bulan ke 7, dokter menyatakan hasil USG adalah kembar perempuan. Namun lagi-lagi saya katakan pada dokter, apakah tidak salah? karena dalam doa saya , saya minta anak laki-laki ... Namun sampai saya memeriksakan kandungan ke dokter kandungan lain sampai dokter ahli USG ( ada 3 dokter yang melakukan USG ), tetap dinyatakan bahwa cabang bayi perempuan, sampai-sampai dokter USG menyatakan bahwa dia tidak pernah salah melakukan diagnosa selama ini. Namun saya tetap bilang ke dokter, dan saya yakin bahwa Tuhan tidak akan mengabulkan doa saya sebagian saja, pasti Full. Sampai USG terakhir 5 jam sebelum saya melahirkan, dokter tetap menyatakan cabang bayi saya perempuan dua-duanya, terbantahkan oleh Kuasa Tuhan, di mana saya melahirkan bayi kembar laki-laki seperti doa yang saya panjatkan kepada Yesus melalui perantaraan Bunda Maria yang Kudus.

Demikianlah kesaksian saya atas kuasa Tuhan pada saya dan keluarga, hingga saat ini kami beserta 1 putri cantik dan 2 putra kembar kami yang cakep terus-menerus bersyukur atas anugerah Tuhan pada keluarga kami.

Alasan Untuk Hidup

Berikan aku satu, ya satu saja, alasan kenapa aku harus terus hidup.....” Rona wajahnya pucat. Dan kedua matanya sembab. Kupandang dia dengan hati yang ter-iris-iris.
“Berdoa, berdoa dan bermohonlah kepada Tuhan” Jawabku pelan.
Dia menghela nafas dan berkata: “Ah, sudahlah. Saya merasa bahwa Tuhan itu sudah tuli pada doa-doaku. Tuhan yang pernah bersabda: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” toh tidak memberikan padaku apa yang kupinta.
Tuhan bahkan tak pernah membukakan pintu bagi diriku.” Lalu dia berdiri dan meninggalkan aku sendirian. Kekecewaan telah menjadi beban hidupnya. Kekecewaan telah menyatu dengan hidupnya.

Memang, kadang kita kalah dalam menghadapi hidup ini. Bahkan kalah dengan pahit. Ada satu cerita yang dituturkan oleh Leo Tolstoy (pengarang Rusia, 1828-1920) yang berjudul Tuhan Tahu tetapi menunggu. Dituturkan tentang nasib seorang saudagar yang telah difitnah merampok dan membunuh hingga dia harus dibui untuk kesalahan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman seumur hidup.
Pada akhir kisah, perampok yang sesungguhnya akhirnya mengakui perbuatannya tetapi toh tidak lagi berarti bagi saudagar itu karena akhir usianya telah tiba. Walau demikian, cerita tersebut masih tetap terasa berakhir bahagia.

Yesus sendiri bahkan harus menghadapi nasib yang lebih tragis. Dia difitnah serta didakwa melanggar hukum agama Yahudi dan karena itu harus dihukum mati dengan disalibkan. Seruannya dari atas salib, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” tidaklah membuat Bapa datang membantunya sehingga akhirnya Yesus harus wafat. Tidakkah saat itu, jika kita sendiri yang mengalaminya, akan merasa betapa mengecewakannya hidup ini? Betapa sia-sianya meminta kepada Tuhan karena Tuhan telah tuli. Tuhan sering tidak datang saat kita mengharapkan kehadiranNya. Tetapi sungguhkah Tuhan itu telah tuli? Sungguhkah Tuhan bersikap masa bodoh dan tidak mau peduli pada harapan dan doa-doa kita? “Jadilah kehendakMU di atas bumi seperti di dalam surga.” Satu kalimat dari Doa Bapa Kami yang telah diajarkan oleh Yesus kepada kita semua. Dan sebagai orang katolik kita mendaraskan doa itu setiap saat. Tetapi mengapa hanya kehendak Bapa yang baik bagi diri kita saja, yang menyenangkan dan membahagiakan kita, membuat kita bersyukur?
Mengapa bila kita mengalami peristiwa yang membuat kita berduka, yang menyakitkan dan memedihkan kita, tidak mampu kita terima sebagai satu anugerahNya juga? Dan siapa yang pernah mengatakan bahwa hidup itu mudah?

Sesungguhnya hidup adalah suatu perjuangan diri. Suatu pertarungan mencari kebenaran. Dan kebenaran itu hanya dapat kita temukan dalam rasa sakit dan pedih. Dalam pergolakan jiwa melawan kepentingan diri kita sendiri. Hidup yang berjalan lancar, enteng dan lunak sesungguhnya bukanlah hidup yang nyata tetapi suatu impian semu.
Tulis Pengkhotbah : “segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar” adalah esensi kehidupan kita semua. Sebab kita tak pernah akan merasa puas menerima kenyataan. Dari situlah sumber kemajuan iman kita berasal. Bukan dari peristiwa yang menyenangkan tetapi dari rasa pedih menghadapi kesepian, duka dan ketidakberdayaan kita menerima kenyataan yang kita alami.

Ada satu sajak yang amat indah, ditulis oleh Rabindranath Tagore (penyair India, 1861-1941) dalam bukunya Gitanjali bab ke 79:
Janganlah aku berdoa agar diluputkan dari bahaya tetapi agar berani untuk menghadapinya.
Janganlah aku bermohon untuk dihindarkan dari kepedihan tetapi agar mampu menaklukkannya.
Janganlah aku mencari teman senasib dalam pergumulan hidup ini tetapi agar mampu berjuang dengan daya upayaku sendiri.
Janganlah aku meminta agar diselamatkan dari keterasingan tetapi agar dengan sabar melangkah menuju ke kebebasanku.
Janjikanlah padaku agar aku tidak menjadi seorang pengecut: Tidak hanya sanggup merasakan keagunganMu dalam keberhasilanku tetapi juga dapat merasakan genggamanMu di dalam kegagalanku.

Suatu sajak indah yang patut kita renungkan dalam menghadapi kesulitan kita sehari-hari. Yesus sendiri telah berkata kepada kita semua: “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” maka pantaskah kita hanya berkeluh kesah lalu meninggalkan Dia? Bukankah seharusnya “kita cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita insan yang lemah ini?”

Aku memandang bayangan punggungnya yang perlahan menjauh. Aku melihat suatu tantangan hidup dibopongnya, suatu beban yang moga-moga mampu dihadapinya. Dan itulah sebabnya mengapa kita harus hidup terus. Mengapa kita harus berjuang terus untuk mencari dan menemukan kebenaran. Karena kita adalah umat Allah. Karena kita adalah saudara Tuhan. Karena Tuhan menyayangi kita, tidak tuli dan tidak pernah meninggalkan kita. Hanya Dia ingin iman kita terasah dengan baik agar kita mampu menjadi terang yang menyinarkan cahayaNya setiap saat.

Antara Memberi dan Menerima

Memberi dan menerima bukanlah suatu tindakan yang asing. Semua manusia akan dengan mudah mengatakan bahwa kedua tindakan tersebut merupakan bagian integral dari aktivitas hidup manusia setiap hari, suatu aksi yang sekian spontan sehingga tak perlu membuang banyak waktu untuk berpikir tentangnya. Namun sesuatu yang amat biasa terkadang menuntut suatu pertimbangan yang lebih layak.

Tindakan memberi dan menerima sudah dipelajari seseorang sejak ia masih merupakan seorang bayi. Walau tanpa kesadaran, tindakan paling awal yang dilakukan seorang bayi adalah “menerima. Sang bayi menerima dan menghirup udara, ia menerima hidup dan situasi dunia yang sangat jauh berbeda dengan situasi “firdaus” yang dialaminya ketika ia masih dalam rahim ibu. Perbedaan kondisi hidup yang diterima sang bayi pada titik awal ini sering amat menakutkan. Karena itu sang bayi lalu menangis. Ia membutuhkan sesautu, ia membutuhkan perlindungan yang dengan segera diterimanya dari tindakan memberi dari seorang ibu. Semua yang dialami bayi pada tahap awal ini akan sangat berpengaruh bagi perkembangan hidupnya selanjutnya, bukan saja terbatas pada aksi memberi dan menerima, tetapi juga secara luas dalam keseluruhan aktivitas hidup sosialnya. Sang bayi belajar memberi dan menerima, dan menjadikannya sebagai aktivitas spontan hidup hariannya.

Antara kedua tindakan tersebut sulitlah untuk dibuat distinksi, sulitlah untuk dibuat prioritas tindakan manakah yang lebih penting dan harus didahulukan. Ada sekian banyak konteks yang harus turut dipertimbangkan untuk memberikan penekanan pada satu dari kedua aksi tersebut. Dalam dunia psikoterapi, yang juga amat menuntut keterlibatan kedua tindakan tersebut, “therapeutic acceptance” lebih banyak dipandang sebagai unsur penting dalam sebuah proses penyembuhan, lebih dari pada berbagai “technological medicine” lainnya. Kebanyakan klien yang mengalami goncangan psikologis melihat hidupnya amat tidak bernilai. Carl Gustav Jung, seorang psikiater terkenal asal Swiss, mengindikasikan bahwa sepertiga dari pasien yang datang kepadanya menderita kehampaan makna hidup (the meaninglessness of life). Hal ini bertolak dari ketidak-sanggupan klien untuk menemukan arti dari keberadaan dirinya sendiri, yang mencakup keseluruhan aspek personalitasnya.

Dalam situasi seperti ini, tindakan “menerima” yang diekspresikan sang psikiater akan melahirkan suatu pemahaman baru dalam diri klien. Dia akan menyadari bahwa dirinya ternyata masih memiliki sesuatu, bahwa ia masih memiliki kata-kata yang layak didengar, sekurang-kurangnya oleh ¡§dia¡¨ yang kini sedang berada di depannya. Adalah suatu kebahagiaan terbesar dalam hidup untuk menyadari bahwa saya masih layak didengarkan, masih layak diterima, masih layak dicintai dan mencintai. Dalam proses inilah si klien perlahan-lahan menemukan arti dirinya, dan inilah awal dari suatu proses penyembuhan.

Namun tindakan memberi dan menerima itu dapat pula dilihat dari sudut pandang yang lain. Oral Roberts dalam bukunya “Miracle of Seed-Faith” memberikan tekanan utama pada tindakan “memberi”. Tindakan memberi, apapun bentuknya baik material maupun rohaniah seperti pemberian kemampuan diri, bakat ataupun waktu bagi orang lain, ditempatkan Roberts sebagai benih-benih yang tertabur, yang pada baliknya akan bertumbuh dan memberikan panen yang berlimpah. Dalam Kitab Suci terdapat banyak kisah tentang hal ini. Pemberian lima buah roti dan dua ekor ikan bagi banyak orang di padang gurun ternyata menjadi benih iman untuk menghasilkan dua belas bakul roti. (Mat. 14, 13-21). Pemberian perahu oleh Simon Petrus untuk digunakan Yesus mengajar orang banyak tentang kabar gembira Kerajaan Allah, ternyata menjadi benih iman untuk menghasilkan banyak ikan. (Luk. 5, 1-11).

Di sini Oral Roberts menunjukkan bahwa tindakan kita untuk memberi tidak pernah berlangsung sia-sia, tetapi bahwa dalam tindakan tersebut baik si penerima maupun si pemberi sama-sama menerima “sesuatu”. Bahkan si pemberi menerimanya kembali dalam jumlah yang telah dipergandakan. Namun hal ini tidak dimaksudkan untuk memperkokoh paham jkuno “do ut des”, memberi untuk menerima kembali (saya memberi agar engkaupun memberi). Tetapi inilah kebenaran yang ditawarkan oleh Yesus sendiri, “Berilah maka kamu akan diberi.” (Luk 6, 38). Dan bahwa si pemberi akan menerima kembali sesuai ukuran yang dipakai dalam memberi kepada orang lain.

Begitulah... Sesuatu yang kita berikan akan diterima kembali. Yang terpenting adalah bahwa pemberian tersebut terjadi dalam konteks “benih iman” yang tertabur, yang menuntut keyakinan kita untuk menempatkan Allah sebagai pusat segalanya, yang akan mempergandakan pemberian itu dan melimpahkannya kembali kepada si pemberi dalam bentuk dan sarana yang tak dipahami manusia. Kita bersatu bersama Petrus yang bertanya kepada Yesus bahwa ia telah memberikan segala sesuatu tetapi apa upah yang akan diperoleh?? Yesus menjawab “...kamu akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Mat. 19, 29).

Sekarang aku tahu, bahwa Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapiNya (Mazmur 20:7a)

Mungkin beberapa dari saudara mengalami masa-masa yang sulit saat ini, bahkan sepertinya terlalu sulit untuk dilalui. Dan Tuhan berkata di dalam hati saudara bahwa saudara harus tetap melangkah, berjalan melewati kesulitan itu. Adapun Saudara tidak melihat suatu tanda yang ajaib atau mendengar suara yang menggelegar, yang saudara dengar hanyalah perkataan lembut didalam hati saudara , yang mengatakan bahwa saudara harus tetap berjuang dan menyelesaikannya.
Ada satu hal yang pasti bahwa jika kita menyerahkan segala ketakutan dan kekhawatiran kita kepada Tuhan dan percaya hanya kepadaNya, serta mentaati apa yang Tuhan katakan untuk kita lakukan, bahwa kemenangan menjadi bagian kita! Sesulit apapun keadaan saudara, sehebat apapun pergumulan yang saudara hadapi, kemenangan tetap menjadi bagian saudara, jika saudara percaya kepadaNya. Amin.

Sebelum Daud tampil sebagai seorang pahlawan yang mengalahkan goliath, TUHAN terlebih dulu mempersiapkan Daud melalui hari-hari yang dia jalani sebagai seorang gembala. Ketika Daud hendak maju berperang melawan Goliat, dia berkata "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." selama Daud menjadi seorang gembala dia seringkali berhadapan dengan binatang buas, dan dia percaya bahwa selama itulah TUHAN yang selalu bekerja dalam hidupnya untuk melepaskan dia dari ancaman binatang-binatang buas.
TUHAN tahu bagaimana memperlengkapi umatNya sebelum menghadapi peperangan, TUHAN tahu bagaimana memperlengkapi kita sebelum kita berhadapan dengan pergumulan-pergumulan dan kesulitan-kesulitan dalam hidup ini. Dan cara TUHAN memperlengkapi umatNya seringkali diluar pemikiran manusia, seperti halnya dengan Daud, dia tidak pernah mendapatkan pelajaran tentang berperang seperti prajurit-prajurit pada umumnya, dia hanya menggembalakan kambing domba milik ayahnya. Tetapi itulah cara Allah dalam memperlengkapi Daud untuk menjadi seorang pahlawan.

Saudara, kita mendengar banyak kabar di hari-hari ini dimana semuanya sepertinya tidak ada yang baik, kecelakaan, bencana, sakit-penyakit, kondisi perekonomian yang menurun, dan lain sebagainya. Seperti dikatakan didalam alkitab bahwa pada hari-hari yang terakhir akan terjadi masa yang sukar. Dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan kita. Sesungguhnya melalui kesulitan-kesulitan yang kita alami akhir-akhir ini, TUHAN sedang melatih kita, TUHAN sedang memperlengkapi kita untuk menghadapi setiap situasi dan kondisi yang tidak menentu, tujuannya adalah supaya kita tampil sebagai pemenang di dalam setiap pergumulan yang kita hadapi. Oleh sebab itu jangan kita menjadi tawar hati, melainkan senantiasa kita menguatkan hati kita untuk tetap percaya kepada TUHAN dan senantiasa berjalan dalam anugerahNya yang sempurna.
Jangan takut dan gentar menghadapi apapun juga, sebab TUHAN yang melatih kita dan menguatkan lengan-lengan kita, untuk kita mampu berperang dan meraih kemenangan.

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yakobus 1:2-4)

 AMALKAN ILMU KALIAN


"Setelah selesai pelatihan ini, amalkan ilmu kalian pada sesama yang membutuhkan. Ingat, jangan menetapkan tarif. Apa sih repotnya menengok orang sakit sebentar, pijat refleksi dan menyatakan kasih Tuhan?" demikian kalimat yang beliau ucapkan pada pesta perpisahan angkatan ketiga Pelatihan Pijat Refleksi yang diselenggarakan GKI Samanhudi.

Bapak F.X. Gunawan, seorang guru pelatihan refleksi dengan latar belakang pendidikan kedokteran adalah pemilik pesan tersebut. Kami para murid mengenal beliau sebagai seorang Katolik yang baik, guru yang sabar dan luas pengetahuannya dalam bidang kedokteran, suka humor dan berdisiplin tinggi.
Beliau tak segan-segan menegur murid yang lupa mematikan hp nya waktu pelatihan.

Seminggu dua kali bertemu selama tiga bulan lebih merupakan masa-masa yang indah bagi kami para muridnya. Pernah beliau menanyakan kapan Tuhan mengizinkan manusia makan daging. Waktu Adam dan Hawa di Taman Eden kan makanan yang ditentukan Tuhan buah, biji-bijian dan sayur-sayuran. Ternyata setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan Tuhan membuatkan Adam dan Hawa pakaian dari kulit hewan, maka itulah pertama kalinya hewan disembelih.

Ketika panitia menanyakan kira-kira Pak Gunawan ingin hadiah kenang-kenangan apa pada waktu perpisahan, beliau mengatakan, "Belikan sabun saja!" Eeh, ternyata 1 dus sabun yang beliau terima langsung diserahkan kepada pengurus gereja untuk diserahkan kepada Panti Wredha.

Pada suatu kali ketika membahas kasus gagal ginjal, beliau berpesan jika sekiranya suatu kali beliau yang gagal ginjal dan dirawat di rumahsakit dengan selang-selang untuk membantu pernafasan dan oksigen, lebih baik murid-murid mencabutnya saja. Untuk apa buang-buang biaya, kan lebih baik dimanfaatkan untuk yang membutuhkan. Lagi pula di surga itu lebih enak daripada di dunia.

Beliau juga berpesan jika bertemu di jalan jangan marah kalau beliau tidak menegur duluan, karena sudah banyak kelas yang diajar, jadi tidak mungkin mengenal semua mantan murid yang jumlahnya lebih dari seribu orang.
Kami sangat bersyukur mengenal sosok beliau yang setia kepada Tuhan dan selalu ingin menolong sesama.


Pada tanggal 3 Pebruari 2009 sekitar jam 8 malam beliau dipanggil Tuhan. Kami sangat terkejut. Orang yang kelihatannya sehat, demikian baik, dan sangat dibutuhkan di dunia ini ternyata sudah pulang lebih dahulu ke rumah Bapa. Menurut kabar beliau terkena serangan jantung. Namun beberapa teman mengatakan tabungan kebaikan beliau sudah begitu banyak, sehingga beliau lebih pantas berada di surga daripada di dunia yang penuh cemar ini.

Bapak F.X. Gunawan sudah tidak ada di dunia lagi. Namun kata-katanya masih terus menggema: "Amalkan ilmu kalian....!" Teladan kesabarannya, kebaikan hatinya, sikapnya yang sangat mengasihi sesama menjadi kenangan indah dan sekaligus pendorong untuk kami mengikuti teladannya.
Selamat jalan, Pak Gunawan! Sampai jumpa suatu hari kelak di surga!

Saturday, October 22, 2011

Cara Berpikir Sebelum Bertindak

Yang pertama adalah what. Artinya apa saja kemungkin tindakan yang bisa kita lakukan? Ada banyak sekali selain apa yang ada di dalam benak Anda saat ini. Anda perlu mengeksplor apa saja yang sebenarnya bisa Anda lakukan untuk mencapai target yang sama. Apakah apa yang ada didalam benak Anda itu adalah cara terbaik? Memangnya tidak ada cara yang lain? Anda memang perlu berpikir kreatif disini.
Jika Anda berkata: “memang tidak ada cara yang lain”, artinya Anda belum berpikir sebelum bertindak, setidaknya Anda belum mengoptimalkan kekuatan atau kemampuan Anda berpikir. Atau bisa jadi, kemampuan Anda menghasilkan ide masih kurang. Jika ini penyebabnya, artinya Anda perlu meningkatkan kemampuan berpikir Anda.
Yang kedua adalah how. Anggaplah Anda sudah menyimpulkan apa yang akan Anda lakukan untuk meraih hasil terbaik. Pertanyaanya ialah bagaimana cara melakukannya yang terbaik? Ya, akan ada banyak cara melakukan sebuah tindakan. Anda bisa memilih cara melakukan tindakan yang terbaik agar memberikan hasil yang terbaik.
Jadi pilihan itu banyak, selain apa yang harus dilakukan, juga bagaimana cara melakukannya.




      

Kesimpulan

Jadi ada dua cara untuk meningkatkan kualitas tindakan Anda, yang pertima ialah berpikir sebelum bertindak agar Anda melakukan tindakan terbaik dan cara yang terbaik pula. Yang kedua tingkatkan kualitas pikiran bawah sadar Anda.
Jika memungkinkan untuk berpikir sebelum bertindak, maka berpikirlah.

 

Sudahkah Anda Berpikir Sebelum Bertindak?

Jujur, banyak yang mengaku sudah berpikir sebelum bertindak. Jika Anda ingin mendapatkan hasil yang lebih baik, saya sarankan, buang perasaan bahwa Anda sudah berpikir sebelum bertindak. Artinya, meski Anda sudah merasa selalu berpikir sebelum bertindak, ada baiknya ubah perasaan itu. Anggaplah diri Anda tidak pernah berpikir sebelum bertindak.
Kenapa? Saya menyebutkan “perasaan”. Namanya juga “perasaan” belum tentu pada kenyataanya seperti itu. Jadi, terlepas apakah Anda belum atau sudah berpikir sebelum bertindak, anggaplah belum. Supaya Anda memberikan perhatian pada pola pikir Anda. Supaya ada peluang perbaikan pada diri Anda.
Jika Anda berpikir baik-baik saja, maka akan sulit untuk melakukan perbaikan diri. Seperti orang-orang shalih yang selelu merasa menjadi manusia penuh dosa, sehingga hidupnya dipenuhi dengan taubat dan amal kebaikan. Berbeda dengan orang yang sudah merasa shalih dan suci yang mungkin akan mengabaikan berbagai kebaikannya.      

 
Tahukah Anda, bahwa banyak sekali pilihan di depan mata Anda saat Anda akan bertindak. Jika Anda akan melakukan sebuah tindakan yang ada di benak Anda, apakah itu tindakan terbaik? Jika Anda langsung mengerjakan apa yang Anda dibenak Anda, tanpa melihat opsi lain, artinya Anda tidak berpikir sebelum bertindak.
Meski Anda memikirkan tindakan yang akan dilakukan, bukan berarti Anda sudah benar-benar berpikir sebelum bertindak. Kalau pun Anda berpikir, Anda belum benar-benar mengoptimalkan pikiran Anda.

Sholat dan Kesehatan

Sholat dan kesehatan. Beberapa kalangan menyebutkan jika sholat ada kaitannya dengan kesehatan kita. Bahkan sampai saat ini kabarnya telah dilakukan uji ilmiah akan hubungan sholat dengan kesehatan. Tetapi apakah benar jika sholat ada hubungannya dengan kesehatan? Tulisan ini hanya sebagai pengantar diskusi kaitannya dengan sholat dan kesehatan tersebut.

Beberapa seminar di Timur Tengah yang pernah membahas kaitan antara sholat dan kesehatan berkesimpulan bahwa, ternyata rutinitas sholat yang baik tidak hanya bernilai ibadah dan rohani (menggugurkan kewajiban). Lebih dari itu, menenangkan jiwa dan menghilangkan stress, juga berdampak sangat positif bagi kesehatan.

Beberapa faedah sholat diantaranya :
  1. Sholat bisa mencegah serangan jantung
  2. Menghindarkan pendarahan otak
  3. Membantu kinerja paru-paru
  4. Memompa efektivitas sistem kerja ginjal
  5. Menguatkan otot-otot tubuh dan sendi
  6. Membantu relaksasi
  7. Meningkatkan kelenturan
  8. Memperlancar peredaran darah, sehingga fungsi organ tubuh berjalan baik

Ringkasnya, semua persiapan demi melaksanakan sholat, baik itu syarat sholat, mulai dari wudhu, juga gerakan-gerakan yang ada dalam sholat, baik yang bersifat wajib maupun yang sunnah, berdampak membantu meningkatkan kualitas kerja organ-organ tubuh tanpa terkecuali.

Kesimpulan ini, salah satunya mengemuka dalam muktamar ke-7, Organisasi Al-'Ijaz Al-Ilmi, sebuah lembaga yang mengkhususkan diri meneliti rahasia dan keajaiban ilmu pengetahuan yang ada dalam kandungan Al-Qur'an dan Hadist, di Dubai Qatar. Dalam muktamar itu, misalnya, menjelaskan Kenapa Islam mewajibkan wudhu? Kenapa Islam mewajibkan sholat? Apa dampaknya bagi kesehatan?

Itu dulu tulisan pengantar Sholat dan Kesehatan hari ini. Insya Allah akan bersambung lagi di bagian lebih dalam tentang Sholat dan Kesehatan.

Tuesday, October 18, 2011

Apa Arti Sebuah Mimpi?

Mimpi adalah intervensi ilahi. Mimpi bisa saja adalah pesan penting dan kebanyakan orang tidak mengerti maksud dari mimpinya. Ada sebagian anggapan mimpi dikirim oleh makhluk ilahi untuk menginformasikan kepada anda tentang apa yang akan terjadi, bisa merupakan pertanda baik atau buruk. Mimpi datang untuk membimbing kita dalam pengambilan keputusan karena tidak ada seorang pun yang yakin apa yang ada di depan. bisa saja mimpi memberitahu kita tentang segala sesuatu tentang apa yang akan terjadi kedepan. Namun, hanya beberapa orang yang berbakat yang memiliki kemampuan untuk memecahkan atau mengungkapkan makna di balik mimpi.

Berikut beberapa makna arti mimpi yang Misteribumi sarikan dari berbagai sumber:
1. Jika Anda bermimpi tentang kucing. Sebuah peristiwa bisa orang atau kejadian akan datang untuk mengunjungi Anda. Warna kucing menunjukkan sikap dan perilaku pengunjung/sebab musabab. Ukuran kucing menunjukkan usia/lama kejadian.
2. Jika Anda bermimpi menangis terutama ketika Anda merasa begitu sedih dalam mimpi itu, sesuatu yang akan membuat Anda bahagia akan datang.
3. Jika anda bermimpi bahwa matahari muncul dan ada beberapa matahari dalam mimpi itu di langit, tepat diatas dimana Anda tinggal tandanya akan ada bahaya atau akan ada masalah di tempat itu.
4. Jika Anda bermimpi akan menikah atau menikah dengan seseorang terutama ketika Anda memakai gaun pengantin dalam mimpi itu, Anda akan sakit.
5. Jika anda bermimpi memakai gelang kaki di kaki kanan Anda. Anda akan memiliki ketenangan pikiran terutama ketika Anda berada dalam kesulitan, atau menghadapi masalah.
6. Jika Anda bermimpi menangkap ikan atau hanya ikan datang kepada Anda, Anda akan memiliki kesempatan untuk menerima rezeki biasanya dalam bentuk uang. Ukuran dan jumlah ikan menunjukkan jumlah uang yang Anda akan terima.
7. Jika anda bermimpi makan nasi, rezeki akan datang dengan cara hidup/kerja Anda, atau hidup Anda akan ada dalam kondisi yang paling aman.
8. Jika Anda bermimpi kebakaran, rumah kebakaran, atau apa pun yang terbakar, Anda akan terlibat dalam suatu masalah, jika tidak, Anda akan menyaksikan sebuah masalah.
9. Jika Anda bermimpi hamil atau sedang hamil (bagi perempuan saja), Anda akan memiliki kabar baik yang terkait dengan rencana atau bisnis Anda.
10. Jika Anda bermimpi merasa sangat gembira terutama ketika Anda tertawa dalam mimpi itu, kesedihan akan datang kepada Anda.
11. Jika Anda mimpi bahwa beberapa atau semua gigi Anda jatuh, seorang anggota keluarga akan Meninggal atau sakit keras.
12. Jika Anda bermimpi diberi beberapa potong kayu oleh seseorang, berarti ada seseorang yang sedang merencanakan untuk membantu Anda menemukan pekerjaan atau berencana untuk membantu Anda menemukan sesuatu yang menguntungkan.
13. Jika Anda bermimpi para malaikat atau para nabi, doa-doa Anda atau perbuatan baik anda telah diterima oleh Allah dan semua yang telah Anda lakukan akan memberikan kesenangan dan kebahagiaan abadi di akhirat.
14. Jika Anda bermimpi berdoa, artinya Allah sudah mengijinkan doa-doa anda selama ini.
15. Jika anda bermimpi berjalan atau berdiri dalam tempat yang sangat kotor dan berantakan, Anda perlu berdoa dan meminta pengampunan dari Tuhan. Ini berarti bahwa Anda telah melakukan sesuatu yang buruk, tercela, benar-benar salah atau tidak dapat diterima oleh Allah.
16. Jika anda bermimpi membaca buku suci atau kitab suci yang ditulis di langit, atau tertulis di dinding, terutama jika Anda kebetulan membacanya dalam mimpi itu, anda harus bahagia dan bersyukur kepada Allah karena DIA telah menerima semua doa-doa Anda dan perbuatan baik anda. Anda akan menerima berkat di dunia ini dan di akhirat.
17. Jika Anda bermimpi sekarat atau Anda meninggal dalam mimpi itu, Anda akan tetap memiliki umur panjang.
18. Jika anda bermimpi minum susu, uang yang Anda terima atau penghasilan yang Anda punya akan tercemar dengan riba. Anda harus berdoa dan melakukan sesuatu untuk keluar dari situ.
19. Jika anda bermimpi menjual minyak goreng, Anda akan memiliki pekerjaan yang baik, atau pekerjaan yang telah Anda lakukan adalah baik.
20.Jika anda bermimpi mengenakan baju warna hijau, Anda akan menerima berkat atau hal-hal yang baik dalam kehidupan. Jika warna hitam atau merah, Anda perlu membawa diri Anda kembali kepada Allah, atau ada sesuatu yang salah dengan keimanan anda.
Walaupun mimpi yang dikemukakan diatas hanya pertanda, ada baiknya anda juga waspada. Tapi tetap percaya pada Tuhan jangan terlalu meyakininya 100%.

Kelebihan Manusia Dibanding Makhluk Lain

Pikiran adalah anugerah Tuhan yang paling besar dan paling terindah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan pikiran, kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita.
Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat, juga secara bertahap kecerdasan emosional dan bahkan kecerdasan spiritual kita akan bertumbuh dan berkembang ke tataran yang lebih tinggi.
Semua dari kita berhak dan memiliki kekuatan untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupannya.
Semuanya ini adalah produk dari pilihan sadar kita, berdasarkan keyakinan kita, dan bukan dari produk kondisi keberadaan kita di masa lalu dan saat ini.
Sebagaimana dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya The Power of Focus, bahwa kehidupan tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi pada kita.
Bagaimana teman ?? Sekian dulu ya informasi saya untuk para pembaca setia.semoga menambah pengetahuan dan bekal masing – masing.

MAKNA KESABARAN

Dengan jalan sabar, yaitu dengan menanggung segala masyaqqah (kesusahan) dan segala kesukaran terhadap jiwa dari pada terhadap cobaannya, bagi mereka adalah kabar gembira  dengan segala nikmat yang di berikan-Nya  yaitu kesuksesan yang gemilang. “Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu dengan sesuatu dari rasa takut, lapar, kurang harta, jiwa (kematiannya), dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. al_Baqarah: 155)
Kita diperintahkan untuk bersabar dalam tiga hal: (1)Bersabar dalam menunaikan segala fardu dan kewajiban. Inilah pendapat Ibn Abbas Muqatil. “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang. dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk. (Q.S. al-Baqarah ayat 45). (2)Bersabar dalam meninggalkan segala maksiat. Inilah pendapat Qatadah. Menurut as-Syaukani melalui tafsirnya, Fath al-Qadir berkata: “Yang dimaksud sabar, ialah kamu mintalah pertolongan dengan menghalang jiwamu dari pada mengikut nafsu syahwat dan hanya melakukan ketaatan, di samping menghalang dari pada terkena perkara yang menyakitkan.” (3)Bersabar dengan tidak berebut jawatan. Ia ditujukan kepada Ahli Kitab.
Di dalam ibadah puasa misalnya, terdapat tiga macam kesabaran:
(1)Sabar menunaikan kewajiban Allah (puasa fardhu). (2)Sabar dari pada melakukan maksiat kepada-Nya. Ini karena orang yang berpuasa meninggalkan syahwatnya karena Allah, sesuai dengan maksud hadis yang menegaskan, “Bahwa tiap-tiap amal anak Adam adalah baginya, kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa adalah bagi-Ku dan Akulah pula yang akan membalasnya. Karena dia meninggalkan syahwatnya, makanannya dan minumannya karena Aku.” (3)Sabar atas segala takdir kesusahan lapar dan dahaga selama puasa. Dan karena ini Rasulullah s.a.w. menamakan bulan puasa sebagai `bulan sabar’.
As-Sabr kata Rasulullah saw. adalah dhiya’, seperti sinaran yang menyuluh jalan yang akan ditempuh. Bagaimana sulit sekalipun, jalan itu akan dapat dilalui dengan sabar. Sabar dalam menempuh sesuatu yang sukar. Sabar yang terpuji adalah sabar mengerjakan taat kepada Allah, menjauhi segala maksiat yang dilarang-Nya dan sabar atas segala takdir-Nya. Tetapi antara sifat sabar itu, maka sifat sabar karena mengerjakannya dengan taat dan meninggalkan maksiat adalah sabar yang lebih utama. Ia lebih utama dari pada sabar atas segala takdir yang amat susah dan menggelisahkan perasaan, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Saidina Ali :
 “Sesungguhnya sabar atas sesuatu maksiat dituliskan karenanya untuk seorang hamba sebanyak tiga ratus derajat. Dan sesungguhnya sabar atas sesuatu ketaatan dituliskan kerananya enam ratus derajat, dan sesungguhnya sabar (menahan diri) dari pada segala maksiat dituliskan kepadanya sembilan ratus derajat.” (Hadis marfu’ dengan sanad yang daif).
Semoga Allah menggolongkan kita semua termasuk di kalangan orang-orang mukmin yang bersifat meminta tolong dengan sabar, menunaikan kewajiban dengan sabar dan termasuk orang yang sabar atas cobaan_Nya. Aamin

Hakekat Manusia

Seseorang pernah menanyakan apa sih sebenarnya diri mansia itu? Apa kah sebenarnya hakekat penciptaan manusia itu? Kadang pertanyaan sepertiitu pun lazim terucap atau bahkan terbersit di rentang pemikiran yang memang Allah karuniakan kepada makhluk manusia. Toh setiap ujung drai pikiran itu adalah bersumber dan akhirnya akan bermuara kembali kepada Allah SWT.
Namun tak jarang pikiran itu mengembara melewati batas yang telahditentukan oleh Allah SWT. Batas yang sebenarnya sangatlahjelas menjadi kabur Karena kebebasan yang tak bertanggung jawab. Lebih tragis bila harus mengungkapkan pemikiran dan mengumbarnya tanpa sadar bahwa wilayah wihdatul wujud terlampaui.
Teringat sebuah kisah penyesalan Imam Alghazali diujung umurnya. Fiqh adalah salah satu ilmu yang begitu dikuasi oleh Alghazali sejak muda, namun itu bukanlah benteng kuat untuk menangkis masuknya pemikiran dalam jebakan penyatuan Tuhan akan diri ini. Terjebak dalam tassawuf berlebihan Imam Alghazali akhirnya menyadari ke’melencengannya’ dengan sungguh-sungguh bertaubat siang dan malam, namun segala kehendak dan akibat Allahlah segala penentuNYA.
Setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah,

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Ar-Ruum :30)
Yang dimaksud fitrah Allah di sini adalah ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan. Satu-satunya agama Tauhid dan agama terakhir yang diturunkan Allah kebumi ini adalah agama yang dianut oleh Muhammad dan ummatnya. Islam adalah rahmatan lil alamin yang terakhir dan yang telah disempurnakan.
Hakekat manusia itu adalah tercipta sebagai Makhluk, produk dari Allah. Setiap apa yang diciptakan oleh penciptanya haruslah tunduk dan taat kepada aturan yang ditetapkan oleh pembuatnya. Karena manusia adalah produk Allah maka fitrah yang harus ditaati adalah tunduk patuh dan taat terhadap setiap apa-apa yang diperintahkan dan menghindari setiap apa yang dilarang.
Bila kaitannya manusia sebagai makhluk maka apa yang harusnya dimiliki oleh seorang makhluk? kelemahan yang mutlak. Manusia itu cenderung lemah,
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.(An-Nisaa :28)
Bila kita mau mengakui betapa banyak sifat lemah yang disertakan Allah kepada penciptaan makhluk yang bernama manusia ini.
Manusia Telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera. (Al-Anbiyaa :37)
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (Al-Ma`aarij :19)
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, (Al-Ma`aarij :20)
Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, Karena takut membelanjakannya”. dan adalah manusia itu sangat kikir. (Al-Israa` :100)
Dan Sesungguhnya kami Telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran Ini bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.(Al-Kahfi :54)

Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,(Al-Ahzab :72)
Bila harus melihat kenyataan ini, betapa lemah manusia itu, apa lagi yang menjadikan alasan bagi manusia untuk menentang Penciptanya diantara begitu banyak kelemahan ini. Bahkan asal mula penciptaan manusia jugalah hanya dari segumpal barang hina, tanah tembikar hitam legam.
Namun bukanlah kesombongan ketika Allah memulyakan manusia dari sekian banyak makhluk yang pernah diciptakan Allah
Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan Aku termasuk orang-orang yang dimuliakan”. (Yassin : 27)

Yaitu buah-buahan. dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, (As-shaffat :42)
Bukanlah alasan pula untuk menjadi sombong takabbur karena hakekat mulya disini bukanlah dengan sendirinya, namun berdasra pengangkatan oleh Allah sebagai makhluk paling mulia. Tiada daya dan upaya melainkan karena pertolongan Allah, pun bila Allah menghendaki kemuliaan itu akan sirna dengan seketika, maka kenapa dalam setiap literature dalam Alquran kata mulia bagi manusia adalah selalu menggunakan kata dimuliakan dan tidak pernah berdiri sendiri, lantas dengan alasan apalagi manusia harus sombong dan takbbur? Astaghfirullah.
Bila manusia sudah menyadari akan kemakhlukannya dan Allah menempatkan manusia dalam sisi sebagai makhluk yang lemah dan di lain sisi sebagai makhluk yang dimulyakan kemudian Allah memberikan beban kepadanya(Mukallaf). Manusia diberikan beban yang salah satunya mendapat keringan oleh Allah dalam peristiwa isro` mi`raj melalui nabiNYA. Mencerminkan bahwa ibadah adalah beban yang harus ditanggungkan kepada manusia.
Bermula dari beban maka tolok ukur ibadah akan berkembang tergantung manusia menyikapinya sebagai kewajiban ataukah sebagai kebutuhan. Manusia yang terpatok menganggap ibadah sebagai beban kewajiban maka akan terlihat betapa kering setiap pemaknaan akan tindakannya. Namun lihatlah cahaya yang memancar dari manusia yang menganggap beban ini sebagai kebutuhan? Kebutuhan yang begitu besarnya akan kemakhlukan dan kelemahannya. Karena apa yang kita kerjakan sekarang adalah pilihan kita kelak. Pilihan yang seadil-adilnya dari yang Maha Adil.
Dan yang terakhir dalam kaitan hakekat manusia adalah 2 atsar yang menerangkan kesanggupan, kedemokratisan, dan keluasan Allah sebagai penguasa sekalian alam termasuk manusia didalamnya. Bahwa manusia diberi kebebasan (Mukhoyyar), kebebsan memilih, kedemokratisan berpikir dan bertindak. Allah tidak akan melarang manusia untuk keluar dari agama NabiNYA, Allah juga menyediakan tempat seluas-luasnya bagi para pembangkang, tak dikurangi rezekinya didunia bagi para pengkhianat. Dan Allah juga tidak memaksakan manusia untuk mempercayaiNYA. Kebebasan itu namun terikat erat dengan Al-Mujazzi, yaitu konsekuensi atau balasan.
Almujazzi atau konsekuensi dari tindakan dan balasan ini sangatlah adil bahkan Allah berfirman,
(Luqman berkata): “Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Luqman :16)
yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya. Dalam persidangan Allah tiada sedikit pun yang terlewat keadilan yang merata dan tak berpihak. Bila kebaikan maka kenikmatan yang didapat bila kedzoliman maka keburukan yang akan diderita.
Hakekat manusia yang begitu lengkap semua tertuang dalam Alquranul karim, tergantung bagaimana manusia menghayati dan mengambil tindakan berikutnya, kebebasan yang diberikan Allah tentunya kebebsan yang bertanggung jawab, baik itu berpikir ataupun bertindak. Kebebasan yang sebebas bebasnya adalah sebuah pelanggaran serius bagi hakekat manusia. Bila hakekat manusia ini diidentikkan dengan HAM (Hak Asasi Manusia) inilah HAM dari yang Maha Adil. Tiada celah dan cacat didalamnya.
Produk pendamping dan manual terpercaya dari Allah azza wa jalla. Hak asasi yang ditetapkan mencakup segala sesuatu kebutuhan dan pertanyaan manusia.

Monday, October 17, 2011

Cara Membuat Artikel Terkait Wordpress

    Banyak bloger sudah menulis artikel tentang cara membuat artikel terkait wordpress, namun blog Belajar Komputer ini juga menulis artikel yang sama supaya membantu pengunjung blog Ilmu KOmputer Gratis ini. Artikel terkait yang dimaksud adalah artikel yang selalu muncul di bagian bawah dari artikel yang diposting. Dengan memasang artikel terkait di bagian akhir suatu tulisan membuat blog kita semakin mudah dijelajahi oleh pengunjung karena dapat dengan mudah menemukan artikel lain selain artikel yang ditemukan dari search engine.

Artikel terkait biasa dikenal dengan sebutan related post ini sendiri berfungsi untuk menghubungkan setiap artikel yang satu dengan artikel lainnya yang saling berkaitan.

Berikut ini cara membuat artikel terkait wordpress (hosting sendiri).

Login ke wordpress anda kemudian klik Menu Appearance dan klik sub menu Editor.


Klik pada single post (single.php) dan temukan dulu kode berikut

<div class="content">
<?php the_content(); ?>
<div class="fixed"></div>
</div>

Setelah ketemu kode di atas maka copy kode berikut ini,

<!-- related posts START -->
<?php
$this_post = $post;
$category = get_the_category(); $category = $category[0]; $category = $category->cat_ID;
$posts = get_posts('numberposts=6&offset=0&orderby=post_date&order=DESC&category='.$category);
$count = 0;
foreach ( $posts as $post ) {
if ( $post->ID == $this_post->ID || $count == 5) {
unset($posts[$count]);
}else{
$count ++;
}
}
?>
<?php if ( $posts ) : ?>
<div>
<h2>Artikel Terkait</h2>
<ol>
<?php foreach ( $posts as $post ) : ?>
<li><a href="<?php the_permalink() ?>"><?php if ( get_the_title() ){ the_title(); }else{ echo "Untitled"; } ?></a></li>
<?php endforeach // $posts as $post ?>
</ol>
</div>
<?php endif // $posts ?>
<?php
$post = $this_post;
unset($this_post);
?>
<!-- related posts END -->

Dan paste kode yang barusan di copy tepat di bawah kode <?php the_content(); ?> tadi.

Menurut pengalaman saya saat membuat artikel terkait di blog saya yang lain dengan template Twenty Ten, saya tidak menemukan kode <?php the_content(); ?> apabila anda juga tidak menemukan kode tersebut coba ikuti cara berikut ini.

Cari kode seperti berikut,

<div id="container">
    <div id="content" role="main">
...
    </div><!-- #content -->
</div><!-- #container -->

Kalau sudah ketemu kode yang di cari di atas maka pastekan kode related post tepat di bawah kode </div><!-- #container -->

Cara membuat artikel terkait wordpress anda sudah selesai namun untuk template Twenty Ten, tampilan artikel terkait berada di bawah kotak komentar.

Semoag artikel ini bermanfaat bagi pengunjung Blog tentang ilmu komputer gratis ini. Apabila sobat blogger punya cara berbeda untuk membuat artikel terkait pada blog wordpress, atau mempunyai cara berbeda silahkan tambahkan di kolom komentar.

Apa yang dimaksud dengan Kebiasaan

  Tidak ada orang yang terlahir dengan rasa minder. Tidak ada orang yang terlahir dengan kebiasaan menggigit kuku, mengupil, atau kecenderungan untuk menunda.
Itu semua adalah tingkah laku yang dipelajari, dan begitu sering kita praktekkan, sehingga menjadi bagian dari sifat alami kita.
Karena semua itu hanyalah bagian dari, dan bukan sifat alami kita, berarti dengan menghilangkannya, semakin mendekatkan kita dengan jati diri kita yang sesungguhnya.
Karena telah mempraktekkannya begitu lama dan dikondisikan untuk memilikinya, kita jadi merasa bahwa kebiasaan-kebiasaan itu menjadi bagian dari diri kita, yang membentuk jati diri kita. Padahal sebenarnya bukan.
Sama seperti skill-skill penting lain yang kita pelajari, misalnya berbicara, makan, dan berjalan, kebiasaan adalah tingkah laku yang kita pelajari dari melihat dan meniru orang lain, karena sepertinya kebiasaan-kebiasaan itu membuat mereka tampak hebat atau merasa senang.
Motivasi untuk mempelajarinya juga sama, yaitu karena kita percaya bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut akan membuat kita bahagia.
Jadi, kita mempraktekkannya, karena percaya bahwa itu bukan cuma akan membuat kita merasa, tapi juga menjadi orang yang lebih baik, dan mewujudkan apa yang kita anggap sebagai orang yang kita cita-citakan.
Kita semua percaya bahwa dibalik semua tingkah laku itu ada niat awal yang positif.
Otak kita hanya akan menyarankan apa yang dianggap sebagai cara terbaik dan paling efektif untuk membuat kita merasa lebih baik. Itu dipelajarinya dari tingkah laku kita dimasa lalu, dari apa yang membuat kita merasa lebih baik, atau lebih nyaman.
Karena biasanya kita belajar dengan sangat cepat, maka kebiasaan akan terbentuk dengan sangat cepat. Merokok, misalnya.
Kita mengawasi orang yang merokok, dan karena terlihat cool, kita menganggapnya sebagai cara yang benar dan bermanfaat untuk ditiru.
Lalu kita memutuskan untuk mencobanya, meski awalnya sulit dan menyakitkan. Menurut anda, berapa banyak orang yang menikmati rokok pertama mereka?
Namun mereka tetap menjalaninya agar bisa seperti orang lain. Hubungan antara merokok dengan tampak cool itu adalah sesuatu yang dipelajari dan terekam di otak kita, sehingga kita menganggap merokok itu sama dengan cool.
Kebiasaan itu tidak muncul begitu saja. Otak kita yang menyarankannya, menurut apa yang dianggapnya terbaik, atau apa yang dulu mungkin pernah berhasil menghilangkan rasa tidak nyaman atau sepertinya menarik.
Jadi, setiap kali merasa tidak nyaman, itu akan memicu otak untuk mengatasinya dengan menyarankan apa yang dulu pernah membuat kita merasa lebih baik, meski cara itu sudah tidak lagi efektif.
Di tahun 1940-an, B F Skinner, seorang psycholog behavioural membangun dua buah maze (jaringan jalan yang rumit). Satu untuk tikus dan satunya lagi untuk para siswa.
Sebagai hadiah untuk menemukan bagian tengah (center), pada tempat pertama (untuk tikus) dia menaruh coklat, dan ditempat kedua dia menaruh $10.
Para tikus dan siswa berlari berputar maze sampai mereka menemukan hadiah. Saat coklat disingkirkan dari tempat pertama, tikus tidak lagi menunjukkan ketertarikannya untuk menemukan bagian center dari maze.
Namun berbeda dengan para siswa, mereka akan terus menelusuri maze untuk mencari bagian tengah, meski mereka tahu bahwa sudah tidak ada lagi uang yang bisa mereka temukan disana.
Itu yang disebut dengan kebiasaan. Begitu terbentuk, akan terus dilakukan, meski sudah tidak lagi alasan untuk melakukannya.
Pete menulis: Saat masih remaja, aku punya seekor anjing, dan terbiasa melihatnya disekitar rumah. Aku selalu melihatnya, dan dia akan datang setiap kali aku memanggil namanya.
Meski anjing itu sudah mati 10 tahun yang lalu, namun setiap kali aku mengunjungi rumah orang tua ku, aku masih berharap dia akan berada di sana, berlari untuk menyambut ku.
Ini menunjukkan tingkah laku yang dikondisikan. Polanya mirip dengan cara yang telah membentuk dan mempertahankan berbagai kebiasaan. Meski kita coba untuk menghentikannya, namun otak kita tetap menyarankannya.
Karena kita telah banyak menghabiskan waktu untuk melakukannya, namun otak kita tetap saja membujuk kita bahwa tindakan itulah yang terbaik.
Tapi bagaimana dengan tingkah laku?
Contohnya saat seseorang merasa tidak nyaman berada dalam ruangan yang penuh dengan orang yang tidak dia kenal, maka otak akan menyarakannya untuk merokok, karena kebiasaan itu membuatnya merasa lebih tenang.
Meski mereka yang gemuk ingin menurunkan berat badannya, namun otak mereka tetap menyarankan makanan saat mereka merasa tidak nyaman, karena selama bertahun-tahun, makan selalu membuatnya merasa lebih baik.
Bagi sebagian yang lain, menggigit kuku mungkin membuatnya merasa nyaman saat menemui situasi yang sulit atau menegangkan.
Karena sebelumnya tingkah laku ini efektif untuk menghilangkan rasa tidak nyaman akibat berbagai situasi yang tidak nyaman ini, sehingga melatih otak kita untuk melihatnya sebagai solusi dan menyarankannya setiap kali perasaan tidak nyaman itu muncul.
Sehingga membuat tingkah laku tersebut menjadi sebuah kebiasaan.
Saat kita mulai menjadikannya sebagai kebiasaan, maka kita akan mematuhi kecenderungan otak untuk membuat kita bertingkah laku dengan cara yang dipercayainya adalah yang terbaik untuk kita.
Coba pertimbangkan kebiasaan berikut ini: jika dulu anda seringkali memakan sesuatu yang manis untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit, maka otak akan menjadi terkondisi untuk menyarankan sesuatu yang manis setiap kali anda merasa tidak nyaman.
Kita akan terus mempraktekkan kebiasaan apapun yang telah kita pelajari hingga ke titik dimana kita sangat ahli dalam melakukannya, sehingga kita tidak perlu lagi berpikir untuk bisa melakukannya.
Begitu ahlinya sehingga kita terbiasa menunda, menggigit kuku, atau merasa stress atau bersalah, sehingga kita tidak menyadari bahwa kebiasaan ini tidak ada lagi manfaatnya.
Kita akan sampai pada tahap dimana kita hanya mengikuti perasaan dari suatu tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan. Sebagian kita masih bisa menikmati kebiasaan saat melakukannya, meski dia merasa menyesal sesudahnya.
Selama perang dunia ke II, sejumlah serdadu Jepang ditugasi untuk merebut dan menjaga pula kecil di Pasific. Mereka diperintahkan untuk menembak setiap penyusup atau musuh Jepang.
Tanpa kontak radio, mereka menolak untuk menerima fakta bahwa perang sudah lama berakhir. Setiap hari, mereka terus memakai seragam, membersihkan senjata, dan menunggu kapal musuh yang melintas untuk menembaknya.
Sejumlah serdadu ini masih bisa ditemukan hingga tahun 1970-an, karena ketahuan sedang menembaki kapal nelayan.
Untuk menyadarkan mereka, seorang tentara Jepang dengan pangkat sersan dikirim ke pulau tersebut. Dengan menggunakan seragam lamanya. dia berterima kasih pada mereka menginformasikan bahwa perang sudah berakhir.
Tingkah laku mereka yang telah terkondisi sejak lama, sekarang mulai bisa digantikan dengan aksi yang lebih bersahabat pada dunia luar.
Kisah ini menggambarkan bagaimana manusia akan bertingkah laku. Kita akan terus bertindak dalam cara yang sama, meski tidak lagi efektif, karena merasa tidak tahu bahwa kita punya pilihan lain. Padahal sebenarnya kita punya.
Tanyakan pada diri sendiri: menurut anda, apakah anda bisa memilih untuk menerima atau menolak instruksi dari otak?
Ya, anda bisa memilih. Dan anda bebas untuk menolak atau menerimanya.
Dengan kemauan dan sikap yang terbuka untuk suatu perubahan, akan menyadarkan anda bahwa anda punya pilihan yang tidak terbatas.

Manfaat Kesehatan dalam Ibadah.

  Sebagai insan yang hidup di era pengetahuan yang terus berkembang, selain mengimani dan melaksanakan ajaran Islam, banyak kaum muslimin yang juga berusaha menyingkap rahasia di balik diwajibkannya ibadah seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan lainnya. Untuk itu, dilakukanlah berbagai macam penelitian oleh para pakar, terutama  yang berkenaan dengan aspek kesehatan atau medis dalam pelaksanaan ibadah, baik itu kesehatan rohani maupun fisik.
Dalam proses pencarian, kehadiran literatur yang menjadi rujukan pun dirasakan sangat diperlukan keberadaanya  bagi mereka yang bukan dari kalangan ahli medis namun ingin mengetahui hikmah dan manfaat kesehatan dalam ibadah. Maka, buku yang berjudul Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah ini dinilai pas untuk dijadikan referensi dan sumber pengetahuan tentang hal ini.
Secara detail buku ini menguraikan segala hal yang berkaitan dengan aspek medis ibadah baik itu wudhu, shalat, puasa, zakat, haji, sedekah, zikir, maupun bacaan al-Qur’an. Menurut penulis, Dr. Jamal ElZaky, Faedah-faedah ibadah yang beliau paparkan dalam karya ini telah banyak dianalisis dan diteliti secara ilmiah oleh para ilmuwan.
Dalam buku setebal 561 halaman ini penulis secara ilmiah dan didukung dengan dalil-dalil qur’an serta hadis yang ada, berusaha menjawab beberapa pertanyaan seperti apa keajaiban bersuci––seperti berwudu––untuk menjaga kesehatan tubuh, juga kesehatan jaringan saraf, dan organ-organ tubuh lainnya? Apa faedah shalat bagi kesehatan raga dan jiwa? Apa rahasia pembagian shalat lima waktu bagi perputaran jam biologis dan sistem metabolisme tubuh? Apa rahasia gerakan shalat ditinjau dari berbagai aspek medis, seperti kesehatan sistem pencernaan, pernapasan, jaringan saraf dan otak, dan sistem kekebalan tubuh?
Pada awal bab dari buku terjemahan yang aslinya berjudul Fushuul Fii Thibb al-Rasul ini, penulis dengan panjang lebar membahas bagaimana iman memengaruhi fungsi otak dan jaringan saraf yang pada gilirannya memengaruhi ketenangan jiwa dan kesehatan tubuh.
Tidak ketinggalan, penulis juga banyak mengutip pendapat-pendapat para ilmuwan yang membawanya pada kesimpulan bahwa adanya hubungan yang tak terpisahkan antara keimanan dan kesehatan jiwa. Di antaranya adalah ungkapan dari Dr. Newberg yang mengatakan bahwa adanya pengaruh yang tegas antara ibadah dan kesehatan jiwa. Gejalanya dapat kita amati dari perubahan detak jantung, tekanan darah, perubahan hormon, dan mekanisme tubuh lain yang semuanya bekerja sama untuk menciptakan ketenangan dan kenyamanan jiwa. Dan ternyata semua kondisi itu meningkatkan kekuatan sistem pertahanan tubuh dari serangan aneka penyakit.
Selanjutnya, penulis juga mengungkap aspek medis yang terdapat dalam shalat. Menurutnya, shalat tidak hanya menyucikan dan melindungi jiwa manusia dari keburukan, tetapi juga melindungi tubuh manusia dari penyakit lahiriah. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Ibn al-Qayyim, ” Sesungguhnya dalam gerakan berdiri, sujud, dan rukuk, terdapat penyembuh yang paling manjur.”
Diantara faedah shalat yang diuraikan dalam buku ini adalah bagaimana shalat dapat menjaga kesehatan tulang dan persendian, pengaruh shalat terhadap kesehatan paru-paru, bagaimana shalat dapat mencegah dan menyembuhkan varises, shalat dengan khusuk dapat meringankan rasa sakit dan mampu meningkatkan fungsi otak depan (Lobus Frontal), dan sebagainya.
Buku yang kaya akan perpaduan kandungan al-Qur’an, hadis, perkataan ulama, hingga ilmuwan modern ini, berhasil membuat kita mengetahui secara lebih jelas fungsi medis dalam berbagai ibadah yang selama ini kita lakukan.
Pada akhirnya, semua ibadah yang disyariatkan oleh Allah kepada manusia sejatinya dapat meningkatan kualitas akhlak dan memperbaiki perilaku umat, serta menyucikan jiwa dan ruh. Namun, meskipun ibadah memiliki berbagai faedah lahiriah, sebagai muslim tak semestinya kita dipalingkan dari tujuan utama ibadah, yaitu mendapatkan ridha Allah swt.

 Belajar agama Islam sejak usia dini begitu mudah dan menyenangkan. Pesantren Darunnajah Cipining telah berpengalaman selama 23 tahun mendidik generasi masa depan Islam dengan sistem pendidikan terpadu. Alumninya tersebar di dalam dan di luar negeri. Prestasinya diakui di tingkat nasional dan internasional. Terletak di lingkungan pedesaan yang asri dan alami, diatas lahan seluas 170 hektar. Bahkan pesantren ini juga menyediakan beasiswa penuh gratis belajar sampai lulus.

Saturday, October 15, 2011

Young Love

Kau mendekat malu-malu
Membawa sekuntum rasa yang kau beri nama cinta
Untukmu yang telah merebut hatiku, itu katamu
Kau selipkan ia pada sebuah lekuk di palung hati
Pada cerita masa muda kita
Yang penuh gula-gula
Entah ini cinta monyet atau gorilla
Karena kita sama-sama remaja
Telah lancang mendefinisikan cinta
Dalam bingkai nafsu penuh tipu
Tanpa tanggung jawab, belepotan maksiat
Maka maaf jika akhirnya kutinggalkanmu
Walau harga yang kita bayar adalah sendu
Aku harus melihatmu tersedu
Dan kubersembunyi pada rasa pilu
Ketika sebuah mengapa dari bibir tipismu
Mencari jawab pada pita suaraku
Kubisikkan pelan tepat di kupingmu:
Karena Tuhanku sangat pencemburu
Dan Ia tak akan rela jika
Cinta bukan untuk-Nya atau karena-Nya

Keistimewaan Kehidupan Islami

Sesungguhnya tata cara kehidupan yang Islami itu dapat mewujudkan masyarakat Islam dengan sejumlah keistimewaan (karakteristik) dan pengaruh yang positif, antara lain:

1. Tamayyuz (berpenampilan berbeda)
Maksudnya tata kehidupan dan kebiasaan itu bisa menjadikan setiap individu anggota masyarakat Islam sebagai syakhshiyah (kepribadian) yang memiliki identitas tersendiri. Jelas pendiriannya dan bisa mempertahankan diri untuk tidak meleleh dan larut oleh nilai-nilai dari luar sehingga hilang kepribadiannya, untuk kemudian mengadopsi seluruh tradisinya, tanpa dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang bermanfaat dan mana pula yang tidak. Inilah yang banyak terjadi di kalangan masyarakat Islam saat ini. Sesudah mereka terlepas dari identitasnya, tahap berikutnya mereka mengikuti budaya dan tata kehidupan masyarakat Barat secara keseluruhan, tanpa menyaring atau menyeleksi. Ini pula yang pernah diperingatkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:

"Sungguh kamu akan mengikuti ummat suatu kaum sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga seandainya mereka masuk ke lubang biawak niscaya kamu juga ikut masuk ke dalamnnya." Sahabat bertanya, "Apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?" Nabi bersabda, "Siapa lagi (kalau bukan mereka)." (Muttafaqun 'Alaih)

2. Al Wahdah Al 'Amaliyah (kesatuan/keseragaman amal)
Sesungguhnya tatacara kehidupan seperti ini akan mampu membentuk kehidupan kaum Muslimin, meskipun tempat mereka berjauhan, bahasa mereka berbeda-beda, darah keturunan mereka juga berlainan. Mereka memiliki keseragaman (kesatuan) amal yang realistis, disamping kesatuan problem, kesatuan prinsip dan pemikiran, yang kesemuanya itu berpangkal tolak pada kesatuan aqidah dan ibadah mereka kepada Allah.

Maka di mana saja kamu singgah di tengah-tengah kaum Muslimin di bumi mana saja mereka memberi ucapan salam kepadamu dengan kata-kata "Assalaamu Alaikum," dan menyambutmu dengan pemuliaan dan jamuan. Yang demikian itu karena mereka mengikuti adat Islam dalam menghormati tamu, sebagaimana diperintahkan oleh Nabi SAW Apabila kamu makan bersama mereka maka kamu akan mendapatkan mereka memulai makan dengan membaca bismillah, makan dengan tangan kanan, lalu mengakhirinya dengan bacaan hamdallah, dan mereka tidak akan menyuguhkan kepadamu daging babi ataupun khamr.

Dalam tata kehidupan dan tradisi Islam itu seorang Muslim ke mana saja ia pergi ia merasa seakan bertemu dengan keluarganya dan saudara-saudaranya, tidak ada perbedaan di antara mereka kecuali dalam hal-hal tertentu yang berkenaan dengan kondisi lingkungan.

3. Mudah dan Sederhana
Sesungguhnya tradisi Islam dan tata cara kehidupannya ditegakkan berdasarkan fithrah dan berorientasi kepada kemudahan, menjauhi keberatan dan kesulitan serta jauh dari sikap berlebihan.

Di antara bukti dari kemudahan dan kesederhanaan itu adalah dimudahkannya segala urusan, disedikitkannya beban kewajiban, dan diringankannya dari ketidakteraturan kerja, waktu dan harta, yang tanpa adanya itu semua akan merugikan masyarakat.

Sesungguhnya tata kehidupan masyarakat Islam dalam berpakaian dan berhias bagi seorang wanita Muslimah bisa menghindarkan kerusakan yang mengancam pada setiap masa dan bisa menolak adanya persaingan mode pakaian yang merangsang, seperti menyambung rambut, mencukur dan mengecilkan alis mata, meratakan gigi, operasi kecantikan (plastik) dan lain-lain yang itu dilaknat oleh Rasulullah SAW karena termasuk perbuatan merubah ciptaan Allah.

Sumber: Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah.

Cara Memahami Nash Al-Quran

1. Memahami Ayat dengan Ayat

Menafsirkan satu ayat Qur'an dengan ayat Qur'an yang lain, adalah jenis penafsiran yang paling tinggi. Karena ada sebagian ayat Qur'an itu yang menafsirkan (baca, menerangkan) makna ayat-ayat yang lain. Contohnya ayat :

"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak pernah merasa cemas dan tidak pula merasa bersedih hati." (Yunus : 62)

Lafadz auliya' (wali-wali), diterangkan/ditafsirkan dengan ayat berikutnya yang artinya : "Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (Yunus : 63)

Berdasarkan ayat di atas maka setiap orang yang benar-benar mentaati perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, maka mereka itu adalah para wali Allah. Tafsiran ini sekaligus sebagai bantahan orang-orang yang mempunyai anggapan, bahwa wali itu ialah orang yang mengetahui perkara-perkara yang gaib, memiliki kesaktian, di atas kuburnya terdapat bangunan kubah yang megah, atau keyakinan-keyakinan batil yang lain. Dalam hal ini, karamah bukan sebagai syarat untuk membuktikan orang itu wali atau bukan. Karena karamah itu bisa saja tampak bisa pula tidak.

Adapun hal-hal aneh yang ada pada diri sebagian orang-orang sufi dan orang-orang ahli bid'ah, adalah sihir, seperti yang sering terjadi pula pada orang-orang majusi di India dan lain sebagainya. Itu sama sekali bukan karamah, tetapi sihir seperti yang difirmankan Allah : "Terbayang kepada Musa, seolah-olah ia merayap cepat lantaran sihir mereka." (Thaha: 66)

2. Memahami Ayat Al-Qur'an dengan Hadits Shahih

Menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan hadits shahih sangatlah urgen, bahkan harus. Allah menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Shallallahu alaihi wasalam. Tidak lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia. Firman-Nya : "...Dan Kami turunkan Qur'an kepadamu (Muhammad) supaya kamu terangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka agar mereka pikirkan." (An-Nahl : 44)

Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda : "Ketahuilah, aku sungguh telah diberi Al-Qur'an dan yang seperti Qur'an bersama-sama." (HR. Abu Dawud)

Berikut contoh-contoh tafsirul ayat bil hadits:

Ayat yang artinya: "Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya." (Yunus : 26)

Tambahan di sini menurut keterangan Rasulullah, ialah berupa kenikmatan melihat Allah. Beliau bersabda : "Lantas tirai itu terbuka sehingga mereka dapat melihat Tuhannya, itu lebih mereka sukai dari pada apa-apa yang diberikan kepada mereka." Kemudian beliau membaca ayat ini : Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya. " (HR. Muslim).

Ketika turun ayat, yang artinya: "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukan iman mereka dengan kezhaliman...." (Al-An'am : 82)

Menurut Abdullah bin Mas'ud, para sahabat merasa keberatan karenanya. Lantas merekapun bertanya, "Siapa di antara kami yang tidak menzalimi dirinya, ya Rasul?" Beliau jawab, "Bukan itu maksudnya. Tetapi yang dimaksud kezaliman di ayat itu adalah syirik. Tidakkah kalian mendengar/ucapan Lukman kepada putranya yang berbunyi: "Wahai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah. Karena perbuatan Syirik (menyekutukan Allah) itu sungguh suatu kezaliman yang sangatlah besar." (HR. Muslim)

Dari ayat dan hadits itu dapat dipetik kesimpulan : Kezaliman itu urutan-nya bertingkat-tingkat. Perbuatan maksiat itu tidak disebut syirik. Orang yang tidak menyekutukan Allah, mendapat keamanan dan petunjuk.

3. Memahami Ayat dengan Pemahaman Sahabat

Merujuk kepada penafsiran para sahabat terhadap ayat-ayat Qur'an seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud sangatlah penting sekali untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena, di samping senantiasa menyertai Rasulullah, mereka juga belajar langsung dari beliau. Berikut ini beberapa contoh tafsir dengan ucapan sahabat, tentang ayat yang artinya: "Yaitu Tuhan yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas 'arsy." (Thaha 5)

Al-Hafiz Ibnu Hajar di dalam Kitab Fathul Baari berkata, Menurut Ibnu Abbas dan para ahli tafsir lain, istawa itu maknanya irtafa'a (naik atau meninggi).

4. Harus Mengetahui Gramatika Bahasa Arab

Tidak diragukan lagi, untuk bisa memahami dan menafsiri ayat-ayat Qur'an, mengetahui gramatika bahasa Arab sangatlah urgen. Karena Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab.

"Sungguh Kami turunkan Al-Qur'an dengan bahasa Arab supaya kamu memahami." (Yusuf : 2)

Tanpa mengetahui bahasa Arab, tak mungkin bisa memahami makna ayat-ayat Qur'an. Sebagai contoh ayat: "tsummas tawaa ilas samaa'i". Makna istawaa ini banyak diperselisihkan. Kaum Mu'tazilah mengartikannya menguasai dengan paksa. Ini jelas penafsiran yang salah. Tidak sesuai dengan bahasa Arab. Yang benar, menurut pendapat para ahli sunnah waljamaah, istawaa artinya 'ala wa irtafa'a (meninggi dan naik). Karena Allah mensifati dirinya dengan Al-'Ali (Maha Tinggi).

Anehnya, banyak orang penganut faham Mu'tazilah yang menafsiri lafaz istawa dengan istaula. Pemaknaan seperti ini banyak tersebar di dalam kitab-kitab tafsir, tauhid, dan ucapan-ucapan orang. Mereka jelas mengingkari ke-Maha Tinggian Allah yang jelas-jelas tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur'an, hadits-hadits shahih, perkataan para sahabat dan para tabi'in, Mereka mengingkari bahasa Arab di mana Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa itu. Ibnu Qayyim berkata, Allah memerintahkan orang-orang Yahudi supaya mengucapkan "hitthotun" (bebaskan kami dari dosa), tapi mereka pelesetkan atau rubah menjadi "hinthotun" (biji gandum). Ini sama dengan kaum Mu'tazilah yang mengartikan istawa dengan arti istaula.

Contoh kedua, pentingnya Bahasa Arab dalam menafsiri suatu ayat, misalnya ayat yang artinya:

"Maka ketahuilah, bahwa tidak ada ilah (yang haq) melainkan Allah..." (Muhammad: 19).

Ilah artinya al-ma'bud (yang disembah). Maka kalimat Laa ilaaha illallaah, artinya laa ma'buuda illallaah (tidak ada yang patut disembah kecuali Allah saja). Sesuatu yang disembah selain Allah itu banyak; orang-orang Hindu di India menyembah sapi. Pemeluk Nasrani menyembah Isa Al-Masih, tidak sedikit dari kaum Muslimin sangat disesalkan karena menyembah para wali dan berdo'a meminta sesuatu kepadanya. Padahal, dengan tegas Nabi Shallallahu alaihi wasalam berkata, artinya: "Doa itu ibadah". (HR At-Tirmidzi).

Nah, karena sesuatu yang dijadikan sesembahan oleh manusia banyak macamnya, maka dalam menafsirkan ayat di atas mesti ditambah dengan kata haq sehingga maknanya menjadi Laa ma'buuda haqqon illallaah (tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah). Dengan begitu, semua sesembahan-sesembahan yang batil yakni selain Allah, keluar atau tidak masuk dalam kalimat tersebut. Dalilnya ialah ayat berikut, yang artinya: "Demikianlah, karena sesungguhnya Allah. Dialah yang haq. Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah itulah yang batil." (Luqman: 30).

Dengan diartikannya lafadz ilah menjadi al-ma'buud, maka jelaslah kekeliruan kebanyakan orang Islam yang berkeyakinan bahwa Allah ada di mana-mana dan mengingkari ketinggianNya di atas 'Arsy dengan memakai dalil ayat berikut, yang artinya: "Dan Dialah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi." (Az-Zukhruf: 84).

Sekiranya mereka memahami arti ilah dengan benar, nisacaya mereka tidak memakai dalil ayat tersebut. Yang benar, seperti yang telah diterangkan di atas, al-ilah itu artinya: al-ma'buud sehingga ayat itu artinya menjadi : "Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi."

Contoh ketiga, pentingnya mengetahu gramatika bahasa Arab untuk supaya bisa menafsiri ayat dengan benar, ialah mengetahui ungkapan kata akhir tapi didahulukan, dan kata depan tapi ditaruh di akhir kalimat. Sebagai contoh : iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'in. artinya: "Hanya kepadamu kami menyembah, dan hanya kepadamu pula kami memohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5).

Didahulukannya kata iyyaaka atas kata kerja na'budu dan nasta'in, ialah untuk pembatas dan pengkhususan, maka maksudnya menjadi laa na'budu illaa iyyaaka walaa nasta'iinu illaa bika yaa Allaah, wanakhusshuka bil 'ibaadah wal isti'aanah wahdaka. (kami tidak menyembah siapapaun kecuali hanya kepadaMu. Kami tidak mohon pertolongan kecuali hanya kepadaMu, ya Allah. Dan hanya kepadaMu saja kami beribadah serta memohon pertolongan).

5. Memahami Nash Al-Qur'an dengan Asbabun Nuzul

Mengetahui sababun nuzul (peristiwa yang melatari turunnya ayat) sangat membantu sekali dalam memahami Al-Qur'an dengan benar.

Sebagai contoh, ayat yang artinya: "Katakanlah: Panggillah mereka yang kamu anggap sebagai (Tuhan) selain Allah, mereka tidak akan memiliki kekuasaan untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu juga mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya, serta takut akan adzab-Nya. Karena adzab Tuhanmu itu sesuatu yang mesti ditakuti." (Al-Israa': 56-57).

Ibnu Mas'ud berkata, segolongan manusia ada yang menyembah segolongan jin, lantas sekelompok jin itu masuk Islam. Karena yang lain tetap bersikukuh dengan peribadatannya, maka turunlah ayat: Orang-orang yang mereka seru itu juga mencari jalan kepada Tuhan mereka (Muttafaq 'alaih).

Ayat itu sebagai bantahan terhadap orang-orang yang menyeru dan bertawassul kepada para nabi atau para wali. Tapi, sekiranya orang-orang itu bertawassul kepada keimanan dan kecintaan mereka kepada para nabi atau wali, tentu tawassul semacam itu boleh-boleh saja.

Demikian penjelasan Muhammad Ibn Jamil Zainu dalam Kitab kaifa Nafhamul Qur'an.

Dept. Ilmiyah
Rujukan: Muhammad Ibn Jamil Zainu, Kaifa Nafhamul Qur'an, terjemahan Masyhuri Ikhwani: Pemahaman Al-Qur'an, Gema Risalah Press Bandung, cetakan pertama, 1997.

Dasar-Dasar Untuk Memahami Al-Quran

Artikel berikut ini merupakan ringkasan dari kitab Mafaatiihu Li at-Ta’ammuli ma’al Qur’aan. Mudah-mudahan semakin menggugah semangat kita untuk mempelajari, memahami, menghafalkan, dan mengamalkan Al-Quran.

Memahami Al-Quran hukumnya adalah wajib berdasarkan ayat berikut:

"Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi al-Qur'an? Apakah karena hati mereka terkunci mati?" (QS 47:24)

Ada beberapa tahapan agar kita mampu untuk memahami dan mampu berinteraksi dengan Al-Quran.
  1. Memperhatikan adab tilawah.
  2. Membaca satu surat, satu juz, atau satu ruku’ dengan pelan- pelan, khusyu’, tadabbur dan penuh penghayatan. Tidak mementingkan target dalam satu hari harus selesai satu surat, satu juz atau beberapa lembar.
  3. Memperhatikan dan merenungi satu ayat, diperdalam untuk mendapatkan arti yang terkandung dalam ayat tersebut, dengan cara dibaca dengan penuh perasaan dan penghayatan, mendengarkan dari bacaan orang lain atau kaset dan dilakukan berulang­-ulang sampai mendapat arti yang terkandung dalam ayat tersebut.
  4. Mempelajari secara rinci, susunan kata, konteks kalimat, arti yang terkandung, sebab turunnya (asbabun nuzul), i'rab  sampai betul-betul memahami seluk-beluk ayat tersebut dan berbagai sudut pandang.
  5. Memahami korelasi ayat dengan kondisi sekarang.
  6. Merujuk kepada yang dipahami oleh para salafus shalih terutama pemahaman para shahabat. Hal ini dikarenakan mereka lebih ahli dibanding Profesor Al-Quran terpintar saat ini pun, karena mereka mendapat petunjuk langsung dari Rasulullah saw. Oleh karena itu, dari aspek kesopanan dan aspek ilmiah, kita harus lebih mendahulukan pemahaman para shahabat. Hal ini untuk mencegah agar Al-Quran tidak difahami sesuai dengan hawa nafsu kita.
  7. Mempelajari pendapat para ahli tafsir yang memiliki bobot ilmiah.
Wirid Harian Seorang Muslim dalam Membaca Al-Qur'an

Allah swt, menyukai amal shalih yang istimrar berkesinambungan walaupun sedikit dibanding banyak tetapi kurang memperhatikan aspek kontinyuitasnya. Seorang muslim hendaknya merancang wirid harian untuk berinteraksi dengan Al-Quran, sebagai berikut:

1. Wirid tilawah, tidak kurang sehari satu juz.

2. Wirid hapalan menghapal 1 sampai tiga ayat setiap hari.

3. Wirid tadabbur, mentadabburi Al-Qur’an 1 sampai 3 ayat setiap hari.


Kunci-kunci untuk Dapat Memahami dan Berinteraksi dengan Al-Quran
  1. Memahami al-Quran sebagai kitab yang syamil  mencakup seluruh urusan kehidupan.

    Al-Quran adalah kitab yang syamil, manhaj hidup yang sempurna, memiliki tabiat gerak yang hidup, membangun peradaban yang positif dan tetap berpengaruh sampai akhir zaman.

    Sebagian orang terperangkap untuk memandang Al-Quran dan satu sisi saja, misalkan hanya memandang Al-Quran dan ilmu pengetahuannya saja, sejarahnya saja, bahasanya saja, ataupun Al-Quran hanya dijadikan jampi-jampi sebagai obat saja, dsb.

    Kita tidak mengingkari bahwa semua hal itu dicakup oleh Al-Quran, bukan kita tidak mempelajari bagian-bagian itu semua tapi yang tidak boleh ialah hanya menghususkan diri kita pada satu sisi saja.

    Ada sebagian ulama yang membahas Al-Quran dari sisi akhlaq, sisi ekonomi, sosiologi, tata bahasa dan lain-lain. Ini adalah usaha yang sangat berharga dan kita tidak bisa mengesampingkannya. Tapi hendaklah orang yang mempelajari Al-Quran memahami bahwa Al-Quran adalah satu kerangka yang menyeluruh, menyeluruh dalam tabi’atnya, peranannya, risalah, mu’jizat, ilmu, tema-temanya, manhaj, undang-undang dan ­syari’atnya serta setiap perkara yang diisyaratkan dalam al-Qur’an.

     
  2. Memfokuskan kepada tujuan utama Al-Quran.

    Sebagian manusia menggunakan Al-Quran dengan tujuan sampingan, tujuan furu'iyah atau sama sekali tidak sesuai dengan tujuan Al-Quran diturunkan. Seperti Al-Quran dijadikan untuk perlombaan, Al-Quran dibaca untuk orang mati saja, Al-Quran hanya diambil barakahnya dengan dijadikan azimat, ruqa' dan tamimah. Al-Quran hanya dijadikan pajangan yang menghiasi rumah, mobil atau tempat-tempat lain.

    Mereka tidak menggunakan Al-Quran untuk membukakan hati, jiwa, perasaan dan
    akal, sehingga mereka hidup tidak sesuai dengan tuntunan Al-Quran dalam seluruh lapangan kehidupan, baik kehidupan pribadi, rumah tangga, masyarakat, pendidikan, ekonomi, yayasan-yayasan, negara dan sebagainya.

    Tujuan utama Al-Quran berkisar pada empat perkara berikut ini:
     
    • Al-Quran sebagai petunjuk jalan yang lurus menuju Allah (Al-Isra: 9,
      as-Syura: 52, al-Maidah: 15 – 16).
       
    • Membentuk kepribadian muslim yang seimbang. Diantaranya adalah:
       
      • Menanamkan iman yang kuat.
         
      • Membekali akal dengan ilmu pengetahuan.
         
      • Memberi arahan untuk dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki dan
        sumber-­sumber kebaikan yang ada di dunia.
         
      • Menetapkan undang-undang agar setiap muslim mampu memberikan sumbangsih dan kreatif untuk mencapai kemajuan.
    • Membentuk masyarakat muslim yang betul-betul Qur'ani, yaitu masyarakat yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang merupakan penjelmaan Al-Quran dalam setiap gerak kehidupannya. Masyarakat yang diasuh dan dibimbing dengan arahan Al-Quran, hidup di bawah naungannya, dan berjalan di bawah cahayanya, seperti masyarakat sahabat (al-Anfal 24).
       
    • Membimbing umat dalam memerangi kejahihiyyahan.
       
  3. Memperhatikan sisi harakah dalam menegakkan dakwah, jihad dan hukum
    Islam, karena Al-Quran memiliki sifat (waqi'iyah harakiyah):
     
    • Jidiyatul harakiyah.
       
    • Harakah dzatu marahil.
       
    • Harakah daibah walwail mutajaddidah.
       
    • Syari'at mengatur hubungan dengan kelompok non muslim.
       
  4. Menjaga suasana pemikiran agar selalu ada dalam bingkai topik permasalahan yang terkandung dalam ayat yang sedang dibaca.

    Ketika membaca Al-Quran diperbolehkan untuk memperdalam satu ayat dari sisi ilmu pengetahuan, dan sisi tata bahasa atau yang lainnya, tapi hendaknya, perasaan, pemikiran, penghayatannya dan perhatiannya tetap pada pokok pikiran ayat yang sedang dibaca.
     
  5. Menjauhi bertele-tele yang bisa menghalangi cahaya Al-Qur'an.

    Misalnya tenggelam dalam perbedaan pendapat tentang qiraat, i'rab, balaghah, asal kata, perbedaan-perbedaan masalah fiqih, mempertentangkan tokoh, tempat, tanggal kisah­-kisah yang diungkap dalam Al-Quran. Misalnya mempertentangkan asal kata Malaikat, berapa jumlah Ashabul Kahfi dan lain-lain.

    Tapi itu semua bukan berarti tidak boleh dilakukan, boleh dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki spesialisasi dalam ilmu tafsir.
     
  6. Menjauhi Israiliyyat (cerita-cerita palsu) dan menjauhi dari mempermasalahkan ayat-ayat yang mutasyabihat.
     
  7. Memasuki Al-Quran tanpa didahului oleh asumsi dan opini tertentu.

    Hal ini untuk menghindarkan agar makna-makna Al-Quran tidak dipaksakan agar sesuai dengan asumsi yang telah dia pegang dan berusaha mencari-cari legitimasi atas pendapat yang ia pegang dan bukan mempelajari Al-Quran untuk meluruskan pemahaman dia.

    Seperti yang dilakukan oleh para shahabat apabila mereka membaca Al-Quran mereka melepaskan seluruh keyakinan dan persepsi mereka yang mereka pegang ketika masa jahiliyyah.
     
  8. Tsiqah secara mutlak terhadap semua petunjuk, perintah, larangan dan berita yang diungkapkan oleh Al-Quran.
     
  9. Memahami isyarat-isyarat yang terdapat dalam Al-Quran.

    Di dalam Al-Quran terdapat rahasia-rahasia arti yang terkandung yang tidak akan dipahami kecuali oleh orang-orang yang telah memilki kunci-kunci untuk berinteraksi dengan Al-Quran dan ia memiliki bashirah, limpahan keimanan dan kesiapan untuk hidup di bawah naungan Al-Quran.

    Seperti ayat keimanan mendorong orang untuk merasa diawasi oleh Allah, membaca tentang hari qiamat tergerak hatinya untuk takut akan adzab Allah, kemudian ia mampu memahami hubungan satu ayat dengan yang lain padahal ayat itu diturunkan dalam senggang waktu yang cukup jauh.
     
  10. Mempunyai pemahaman bahwa satu kata atau kalimat dalam Al-Quran
    mempunyai beberapa pengertian.

    Karena ayat Al-Quran sering diungkapkan dengan kalimat yang singkat tapi padat (I’jaz), seperti surat Al-Ashri, Imam Syafi’i mengatakan: "Kalaulah manusia mentadabburi surat al-Ashri tentu surat itu sudah cukup bagi mereka sebagai pegangan hidup" . Contoh lain al-Isra’: 16; al-Mujadilah: 5; al-A‘raf: 34; dan Thaha: 124.
     
  11. Mempelajari realita shahabat dalam pengamalan al-Quran.

    Ibnu Mas'ud berkata, "Kami sulit menghafal lafadh Al-Quran tapi mudah mengamalkannya sedang orang sesudah kami mudah untuk menghapal tapi sulit mengamalkannya."

    Ibnu Umar berkata, "Para shahabat diberi iman sebelum Al-Quran, sehingga Al-Quran turun kepada Nabi Muhammad menjelaskan hukum halal dan haram, lalu mereka berpegang teguh dengan ayat tersebut."

    Contoh, ketika turun ayat yang memerintahkan untuk mengalihkan arah qiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram maka mereka serentak melaksanakan dengan penuh ketaatan dan komitmen.
     
  12. Memahami bahwa Al-Quran tidak dibatasi dengan tempat dan zaman.
     
  13. Memahami korelasi ayat-ayat Al-Quran dengan realita yang ada sekarang.
     
  14. Merasa bahwa ayat-ayat Al-Quran ditujukan kepada dirinya.
     
  15. Mempelajari Al-Quran dengan manhaj talaqqi yang benar (berhadap-hadapan dengan guru yang sudah diverifikasi bacaannya, bahkan kalau bisa ada silsilahnya sampai nyambung ke Rasulullah saw).
     
  16. Menjauhkan diri dari perbedaan-perbedaan pendapat para ahli tafsir.
     
Memperhatikan Bagaimana para Shahabat ra Berinteraksi dengan Al-Quran.

Para shahabat ra adalah generasi yang tumbuh dengan Al-Quran, hidup di bawah naungannya, menikmati ayat-ayatnya, berinteraksi dengan nash-nashnya, memahami petunjuk-petunjuknya. Mereka disinari oleh cahaya Al-Quran, sehingga mereka menjadi generasi Qurani yang unik.

Menelaah bagaimana mereka merealisasikan Al-Quran dalam kehidupannya membantu kita untuk dapat meneladani mereka dan menempuh jalan yang pernah mereka tempuh.

lbnu Mas’ud ra berkata: "Kami sulit menghapal lafadh Al-Quran tapi mudah mengamalkannya sedang orang sesudah kami mudah untuk menghapal tapi sulit mengamalkannya."

Ibnu Umar berkata: "Kami melalui masa yang panjang, seseorang diantara kami diberi iman sebelum Al-Quran, sehingga surat-surat turun kepada Nabi Muhammad, maka iapun mempelajari halal dan haram, perintah dan larangan dan bagaimana ia harus bersikap. Lalu saya melihat orang yang diturunkan Al-Quran sebelum iman, maka ia membaca surat al-Fatihah sampai khatam, tetapi ia tidak tahu apa yang dilarang dan bagaimana harus bersikap, ia membaca Al-Quran dan menganggapnya sama dengan buku-buku murahan."

Contoh-contoh para shahabat ra dalam berinteraksi dengan Al-Quran adalah
sebagai berikut:
  1. Ketika turun QS 2:144. Seorang dari bani Salamah yang lewat ketika orang-orang sedang ruku’ shalat shubuh, mereka telah shalat 1 raka'at, maka ia menyeru . "Qiblat telah dialihkan!" Maka merekapun berbalik kearah Ka'bah.
    (HR Bukhari dan Abu Daud)

    Ibroh: Mereka mengerjakan suatu perintah dengan sesegera mungkin dan sungguh­-sungguh.
     
  2. Ketika turun QS 4:95 maka Ibnu Ummi Maktum ra bertanya kepada Nabi SAW : "Ya Rasulullah, bagaimana dengan orang yang tidak mampu berjihad?" Maka turun ayat lanjutannya : "Kecuali bagi yang mempunyai ‘udzur".
    (HR Bukhari dan Tirmidzi)

    lbroh: Ketelitian para sahabat dan perhatian mereka yang tinggi pada setiap ayat yang turun.
     
  3. Ketika turun QS 6:82 Para shahabat ra merasa sempit, maka mereka berkata : "Ya Rasulullah siapa diantara kita yang tidak pernah berbuat zalim? Maka Nabi SAW menjawab : "Bukan zalim itu yang dimaksud, tetapi maksudnya adalah syirik, tidakkah kalian mendengar firman Allah SWT (QS 31:13)?"
    (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

    lbroh : Rasa takut mereka yang luarbiasa terhadap suatu dosa, dan tidak menganggapnya kecil.
     
  4. Ketika turun QS 4:123. Abubakar ra berkata: "Setiap kemaksiatan yang aku lakukan akan dibalas, maka aku tidak mendapatkan sesuatu untuk dapat melepaskanku dari azab dipunggungku." Maka sabda Nabi SAW "Apa yang anda
    katakan itu wahai Abubakar ?" Jawabnya : "Ya Rasulullah semua keburukanku akan dibalas." Jawab Nabi SAW : "Semoga Allah mengampuni anda, tidakkah anda pernah sakit, kapayahan, sedih dan tertimpa musibah ?" Maka jawabnya: "‘Ya" Maka jawab Nabi SAW : "Itulah balasannya."
    (HR Ahmad dalam al-Musnad)

    Ibroh: Para shahabat ra merasa setiap ayat Al-Quran itu ditujukan kepada diri mereka bukan orang lain.
     
  5. Ketika Abu Thalhah ra membaca ayat 9:41, ia berkata : "Allah sudah memerintahkan kepada yang tua maupun muda untuk berangkat jihad."
    (HR At-Thobari)

    lbroh: Mereka senantiasa mentadabburi setiap ayat-ayat dengan sungguh-sungguh, dan berusaha mengamalkannya sekuat tenaga.
     

Merasa Bahwa Setiap Ayat itu Ditujukan Kepada Kita

lmam al-Ghazali dalam al-Ihya' berkata: "Merasa bahwa kitalah yang dimaksud oleh setiap khithob Al-Quran. Jika Al-Quran memerintah maka kitalah yang diperintah, jika Al-Quran melarang maka kitalah yang dilarang, jika Al-Quran memberi janji maka kitalah yang diberi janji, jika Al-Quran mengancam maka kitalah yang diancam, jika Al-Quran bercerita maka kitalah yang harus mengambil ibrohnya, bahkan jika khithob Al-Quran berbentuk jamak maka kitalah yang paling dimaksud (QS 6:19). Bagaikan seorang budak yang membaca surat dari majikannya, sehingga dengan demikian maka bacaan Al-Quran akan menambah keimanan, iltizam (komitmen), pengamalan dan menjadi rijal Quraniy yang memberikan atsar dan manfaat pada dirinya dan orang lain."

Ketika membaca Al-Quran tidak lantas berfikir alangkah baiknya jika ini saya sampaikan dalam kuliah/khutbah/ceramah, dsb. Seolah-olah Al-Quran ini bukan untuk dirinya tetapi untuk orang lain selain dia, sementara ia sudah baik. Contohlah ketika Umar ra mendengar seseorang sedang membaca surat at-Thuur.

Tidak menganggap bahwa kisah para Nabi as itu hanya cerita para Nabi as itu saja, atau ayat-ayat hukum itu untuk para pemimpin, ayat-ayat jihad untuk nanti jika ada jihad, ayat-ayat da'wah untuk para 'ulama/muballigh dst.

Memahami bahwa Al-Quran Tidak Terbatas dengan Waktu dan Tempat

Tidak boleh membatasi Al-Quran hanya berlaku untuk masa tertentu, orang tertentu, kaum tertentu, kecuali memang ada dalil-dalil yang jelas tentang pengkhususannya.

Contoh QS 5:44 bukan khusus untuk bani Isra'il. QS 2:217 bukan khusus bagi orang Quraisy yang memerangi Nabi SAW saja, dst.

Dengan demikian harus kita fahami bahwa Al-Quran sesuai dengan masa kini, terdapat relevansi yang sangat kuat. Kita akan mendapat jawaban tentang masalah yang kita hadapi dan akan kita lihat bahwa fenomena yang ada sekarang dibahas dengan pas oleh Al-Quran. Sebagai contoh adalah sbb :
  1. Al-Hadid 4. Bahwa sampai sekarang Allah senantiasa bersama kita. (Muraqabah dan Ma’iyyatullah).
     
  2. Al-Anbiya 59-61. Pribadi lbrahim as vs Namrud dan pengikutnya.
     
  3. Al-Kahfi 19-20. Para pemuda dan peranannya.
     
  4. Al-Qashash 4. Fir’aun, karakteristik dan kesesatannya.
     
  5. Al-Muthaffifin 9. Sikap dan sifat orang durhaka.
     
  6. Al-A’raaf 96. Sunnatullah yang berlaku sepanjang zaman.
     
  7. An-Nisaa’ 19. Masalah hubungan keluarga.
     
  8. As-Shaff 8-9. Perang agama.
     

Untuk lebih memahami ini kita dituntut untuk menambah wawasan kita dengan tsaqofah (wawasan) yang kontemporer, sehingga kita akan lebih luas memahami ayat-ayat Al-Quran, baik sejarah, politik. ekonomi, sosial, iptek, dll.

Memahami Dasar-Dasar Ilmu Tafsir

Seperti ilmu bahasa Arab (nahwu, sharaf dan balaghah), Ilmu Fiqh dan hukum-hukumnya, ilmu Ushul fiqh, dan Ulumul Quran (Sabab-nuzul, Makkiy-Madaniy, Nasikh-Mansukh, I’jaz al-Qur’an, qashash Al-Quran, qasam, Uslub Al-Quran, ahkam Al-Quran, dsb).

Sebagian orang berpendapat bahwa itu hanya bisa dikuasai oleh orang-orang yang memiliki spesialisasi dibidang tsb, seperti lulusan IAIN, LIPIA, dsb, ini merupakan pemahaman yang salah, karena Al-Quran tidak ditujukan kepada kelompok tertentu dan tidak untuk dilaksanakan oleh kelompok tsb saja, melainkan kepada seluruh muslimin dan muslimat. Menguasai dasar-dasar ilmu
Al-Quran tidak sulit dan bukan mustahil, walaupun tidak juga sangat mudah seperti membalik tangan. Bukan berarti semua kita harus menjadi ahli tafsir yang mengetahui ilmunya secara terinci, tetapi agar setiap muslim memiliki bekal yang asasi untuk dapat memahami dan berinteraksi dengan Al-Quran.

Ya Allah, jadikanlah kami ahlul Quran dan jangan Engkau haramkan kepada kami untuk memahami Al-Quran, dan berikanlah kepada kami taufik dan hidayahMu agar kami senantiasa mampu untuk mengamalkan Al-Quran...